Menuju konten utama

Ketua DPR Sebut Menutup Facebook Bukan Tindakan Bijaksana

"Menutup FB itu tidak bijaksana karena FB bagi warga manfaat banyak. Terutama bagi pengusaha kecil menengah, itu sangat bermanfaat dan membantu."

Ketua DPR Sebut Menutup Facebook Bukan Tindakan Bijaksana
Ketua DPR Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan LKBN ANTARA di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/1/2018). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menganggap penutupan Facebook tidak bijaksana untuk dilakukan. Wacana pemblokiran Facebook mencuat pasca skandal Cambridge Analytica yang menyebabkan bocornya data pengguna media sosial itu.

Menurut Bamsoet, Facebook tetap harus bertanggungjawab atas kebocoran data pemakainya. Namun, penutupan media sosial itu tak bisa dilakukan karena banyak manfaat yang dibawa Facebook untuk masyarakat.

"Menutup FB itu tidak bijaksana karena FB bagi warga manfaat banyak. Terutama bagi pengusaha kecil menengah, itu sangat bermanfaat dan membantu," kata Bamsoet di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah berkomitmen menghentikan operasi Facebook di Indonesia apabila tidak ada langkah tegas dari mereka menyusul kebocoran data sekitar 1 juta pengguna.

Perwakilan Facebook Indonesia telah menyampaikan maaf saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI, Selasa (17/4/2018).

Saat rapat berlangsung, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha menyatakan bahwa pemblokiran Facebook merupakan langkah terakhir yang bisa dilakukan.

"Memang yang perlu diminta komitmen dari Facebook adalah keamanan data para konsumennya," ujar Bamsoet.

Menurut Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari, kebocoran data terjadi karena sebuah aplikasi dari pihak ketiga bernama “thisisyourdigitallife” yang dikembangkan Aleksander Kogan. Aplikasi itu menggunakan fitur Facebook Login yang memungkinkan pengembang meminta persetujuan dari pengguna untuk bisa mengakses kategori data tertentu.

Dari sana Kogan mendapatkan data para pengguna Facebook dan kemudian memberikannya ke Cambridge Analytica. Facebook telah menangguhkan akses aplikasi “thisisyourdigitallife” sejak Desember 2015.

Terkait data orang Indonesia, Ruben menyebutkan setidaknya ada 748 orang di Indonesia yang sempat memasang aplikasi tersebut dalam kurun waktu November 2013 sampai dengan 17 Desember 2015. Adapun angka tersebut setara dengan 0,25 persen dari total pemasangan aplikasi di seluruh dunia.

“Kami juga menemukan tambahan sebanyak 1.095.918 orang dari Indonesia yang terkena dampak, sebagai teman dari pengguna aplikasi. Sehingga total 1.096.666 orang di Indonesia yang terkena dampak, atau 1,26 persen dari total jumlah orang yang terkena dampak secara global,” kata Ruben di DPR.

Baca juga artikel terkait SKANDAL FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Teknologi
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yulaika Ramadhani