Menuju konten utama

Pemerintah Amerika akan Awasi Kepemimpinan Zuckeberg Atas Facebook

Usai skandal FAcebook, AS akan mengawasi Mark Zuckeberg atas kepemimpinannya

Pemerintah Amerika akan Awasi Kepemimpinan Zuckeberg Atas Facebook
CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna di Capitol Hill di Washington, AS, Rabu (11/04/2018). REUTERS / Aaron P. Bernstein

tirto.id - Pemerintah Pusat Amerika Serikat akan mengawasi Mark Zuckeberg atas kepemimpinannya di perusahaan raksasa teknologi yang didirikannya, Facebook.

Rencana ini dipicu karena banyaknya masalah privasi pengguna yang merintangi facebook, seperti dilansir Associated Press (AP News).

Diskusi dilakukan antara Facebook dan Komisi Perdagangan Pemerintah Pusat pada Jumat (19/4/2019) mengenai permasalahan keamanan data pengguna yang telah mencapai taraf penuntutan langsung ke CEO facebook sendiri.

Zuckeberg memegang mayoritas saham facebook dan menjalankan perusahaan sejak ia berkuliah di Harvard pada 2004.

Terkait diskusi ini, baik pihak facebook maupun Kantor pusat AS belum memberi komentar terhadap media. Komisi tersebut membuka investigasi terhadap facebook sejak tahun lalu usai skandal Cambridge Analytica terkuak, yang mana mereka mencuri data 87 juta pengguna facebook tanpa seizin pengguna.

Komisi perdagangan meninjau apakah kasus pelanggaran privasi pengguna tersebut menyalahi perjanjian yang disetujui facebok pada 2011.

Sementara ini, Komisi Perdagangan menyimpulkan bahwa perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California ini berulang kali melanggar perjanjian keamanan pengguna, yang mencapai 2,3 miliar secara global.

Perjanjian yang berlaku hingga 2031 ini mengharuskan facebook untuk selalu mendapatkan persetujuan pengguna jika akan membagikan informasi personal.

CBS menulis, Komisi Perdagangan berencana menjatuhkan denda ganda facebook sebesar miliaran dolar AS.

Para kritikus menganggap facebook bersikap angkuh menyikapi pelanggaran privasi ini. Sepanjang tahun facebook juga dihebohkan dengan kasus penyebaran video dan konten-konten kekerasan serta ujaran kebencian yang ditangani dengan lambat oleh facebook.

Kamis (18/4/2019), anak perusahaannya, Instagram menyatakan bahwa jutaan pengguna telah terdampak akibat kelalaian facebook dalam menyimpan rahasia password pengguna lebih dari yang disadari facebook sejak sekitar empat minggu lalu.

Facebook menyimpan sandi pengguna dalam bentuk teks biasa, yang artinya sandi-sandi tersebut dapat diakses oleh sekitar empat ribu pegawai facebook, dan hal ini menambah kecemasan pengguna terhadap keamanannya di facebook.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yulaika Ramadhani