Menuju konten utama

Ketua DPP Nasdem Minta Jokowi Tutup Pintu Koalisi Buat Partai Oposi

Koalisi pemerintah yang saat ini dianggap menjadi hak partai pemenang pemilu.

Ketua DPP Nasdem Minta Jokowi Tutup Pintu Koalisi Buat Partai Oposi
Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bapilu) Partai NasDem Effendy Choirie menunjukkan surat somasi sebelum memberikan pernyataan sikap terkait pernyataan Rizal Ramli yang dianggap merendahkan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan martabat Presiden Joko Widodo melalui media massa di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Selasa (11/9/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Ketua DPP Partai Nasdem, A. Effendy Choirie mendesak Presiden Joko Widodo untuk tidak menerima satu pun bekas partai oposisi pada pilpres 2019 lalu dalam kabinet Indonesia Kerja jilid II. Menurut Effendy setiap partai oposisi harus mau menerima kekalahan.

Dalam artian, mereka tidak masuk dalam koalisi pemerintah yang saat ini dianggap menjadi hak partai pemenang pemilu. Ia mengatakan bila para partai oposisi melihat sisi baiknya, mereka diyakini dapat mengulang keberhasilan PDIP yang sempat menjadi oposisi selama 10 tahun.

“Jokowi tidak perlu ragu ini sudah cukup. Yang kalah jadilah opisisi yang baik. Semua ada implikasi 2024. Kalau oposisi bagus dia akan memetik hasil seperti PDIP,” ucap Effendy dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Cikini pada Sabtu (27/7/2019).

Ungkapan Effendy ini menanggapi adanya berbagai sinyal dari partai bekas oposisi untuk bergabung. Sebab saat ini dari sekian banyak partai, hanya tersisa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang cukup terbuka menyatakan peran oposisi.

Sisanya, partai seperti Gerindra pun dikhawatirkan memiliki ketertarikan cukup tinggi untuk masuk koalisi. Apalagi menyusul adanya pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarno Putri pada Rabu (24/7/2019).

“Seperti saya sampaikan pemilu sudah selesai yang kalah jelas. Menang jelas. Koalisi menang harus dikasih kesempatan 5 tahun itu cukup untuk mengawal, melaksanakan tugas 5 tahun,” ucap Effendy.

Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai agaknya kekhawatiran Effendy sudah dibaca oleh Presiden Jokowi.

Jokowi menurut Ray sudah memberi sinyal bahwa ia merasa jumlah partai di koalisinya cukup melalui pernyataan kepada wartawan di sela pembubaran Tim Kampanye Nasional (TKN) pada Jumat (26/7/2019).

Bahkan ia menduga kalau Jokowi merestui pertemuan 5 partai koalisi selain PDIP di RP Suroso, Gondangdia. Pasalnya Jokowi diduga juga kurang merestui gelagat Ketum PDIP yang seolah mau mengajak Prabowo bergabung.

“Kalau mau masuk koalisi ya tidak mungkin. Koalisi sekarang cukup untuk 5 tahun ke depan. Presiden sudah nyaman dengan 10 partai pendukung. Mungkin juga pertemuan di Gondangdia (5 partai di luar PDIP) adalah permintaan Jokowi,” ucap Ray dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Cikini pada Sabtu (27/7/2019).

Namun, ia mengatakan para partai koalisi perlu berhati-hati dan menunggu. Ia mengatakan perlu dipastikan bahwa Jokowi tidak akan meralat pernyataannya meskipun masuknya partai baru justru malah dapat menimbulkan gesekan.

“Kita lait satu minggu apakah Presiden meralat pernyataannya atau dia bilang bukan itu maksudnya,” kata Ray.

Baca juga artikel terkait PARTAI KOALISI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi