tirto.id - Pada pengujung 2015 hingga pertengahan 2016, musik dunia dikuasai Adele, lewat albumnya berjudul 25. Perempuan asal Inggris itu berhasil menjual 17,4 juta kopi album 25 hanya dalam waktu 6 minggu. Setelahnya, penyanyi Inggris lainnya, Ed Sheeran dengan album X hampir menyusul. Keduanya bersama-sama memimpin sebagai album paling laris di seluruh dunia sepanjang 2015, mengalahkan sejumlah nama besar dari Amerika Serikat, yang biasanya menempati posisi teratas di tahun-tahun sebelumnya.
Lepas dua tahun kemudian, Ed Sheeran kembali membuat album lagi, kini ia berhasil melewati Adele. Judul albumnya ÷ (Divide). Tak perlu waktu lama sejak dirilis, album ketiga Ed Sheeran ini langsung meledak di pasar. Ia jadi raja di tangga lagu negerinya. Sembilan dari 10 besar tangga lagu itu diisi oleh lagu-lagu baru Ed Sheeran. Divide juga jadi album nomor satu di Australia. Shape of You, single perdana dan andalan dari album itu bertahan 9 minggu di tangga lagu ARIA, tangga lagu paling populer di sana.
Sisa lagu di album itu juga masuk 40 besar tangga lagu di Australia—sebuah prestasi karena Ed Sheeran jadi artis pertama yang punya lebih dari 14 lagu dalam 100 besar tangga lagu di waktu bersamaan.
Selain di dua benua berbeda itu, di Amerika Serikat, Divide dan Shape of You juga merajai tangga lagu jadi album dan lagu nomor satu. Sampai Maret kemarin bahkan jadi penjualan terbaik sepanjang 2017 ini, dengan total 451 ribu album.
Ed Sheeran juga merajai tangga lagu di: Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Selandia Baru, dan Swedia.
Official Charts Company (OCC), tangga lagu resmi di Inggris, bahkan mencatat 62 persen album Ed Sheeran terjual dalam bentuk fisik, sebanyak 26 persen dalam bentuk unduhan, sementara 12 persen setara terjual lewat 79 ribu streams.
“Aku tak pernah sangka, sekali pun dalam hidupku, punya sembilan lagu di 10 besar tangga lagu (dalam waktu bersamaan),” kata Ed Sheeran . “Aku tak tahu kalau kayaknya ada yang salah dari situ, tapi aku pribadi senang sekali karenanya.”
Hebatnya, tiga lagu baru dari Divide sudah langsung masuk daftar 10 besar lagu Ed Sheeran yang paling sering didengarkan streaming di Spotify. Shape of You menempati posisi pertama dengan total 987.056.689 kali. Castle on the Hill berada di posisi ke-4 dengan 375.794.079 streams. Sementara, Galway Girl di posisi ke-6 dengan 272.066.502.
Lima lagu lain yang masuk daftar yang sama berasal dari album sebelumnya, yang berjudul X, seperti: Thinking Out Loud (804.765.493), Photograph (620.223.132), Don’t (234.421.231), Sing (178.504.258), dan Tenerife Sea (115.075.067). Sementara dua lainnya adalah Lay It All on Me (220.420.689) dari album We the Generation milik Rudimental, dan lagu pengisi film The Hobit: The Desolation of Smug, I See Fire (315.615.973), yang sempat dapat nominasi Grammy.
Hingga 24 jam terakhir (13 Juni 2017), video Shape of You Ed Sheeran di YouTube bahkan mendapati posisi kedua paling sering ditonton di YouTube dengan total klik 9.497.424. Dan tentu saja akan terus bertambah seiring waktu.
Angka-angka itu menempatkan Ed Sheeran tak hanya sebagai artis pria paling laris di Inggris, tapi juga jadi artis digital global nomor 1 di seluruh dunia. Ia memimpin dengan 5.035 poin. Mengalahkan nama-nama besar lainnya seperti Justin Bieber, Katy Perry, Coldplay, The Chainsmokers, dan Bruno Mars.
Sukses besar ini membawa nama Ed Sheeran ke dalam daftar 100 Selebriti Terkaya selama 2017 versi Forbes. Nama-nama dalam daftar itu memang terus keluar-masuk, karena masih terus dihitung sampai tahun ini benar-benar berakhir. Namun setidaknya, hingga pertengahan tahun ini, Ed Sheeran masuk daftar ke-71 dengan total pendapatan di tahun ini sebesar 37 juta dolar atau setara dengan Rp491,73 miliar.
Dalam situsThe Richest, pemuda berusia 25 tahun yang sumber penghasilan satu-satunya adalah musik ini, disinyalir punya kekayaan hingga 68 juta dolar AS atau setara dengan Rp903,72 miliar. Siapa yang tak bahagia dan gembira dengan uang sebanyak itu, tapi kegembiraan juga menjangkiti para penggemar Ed Sheeran, khususnya di Indonesia.
Kabar Gembira dan Calo Tiket
Ed Sheeran memang sedang menjadi bintang. Penggemar di berbagai belahan dunia selalu menjejali konser-konser musiknya. Sang biduan kemudian baru-baru ini menyelipkan nama Indonesia dalam daftar tur dunia. Tanggal 9 November 2017 dipilih sebagai hari hajatan itu digelar.
Tiket sudah dibuka pada Senin, 12 Juni lalu, dan langsung ludes di jam-jam pertama. Padahal harga tiketnya relatif tinggi. Untuk Bronze, jenis yang paling murah, penonton harus merogoh kocek sebesar Rp850 ribu, dan dapat tempat duduk paling belakang. Sementara untuk Festival A dan B, jarak terdekat ke panggung, penonton dikenai Rp1,75 juta dan Rp1,5 juta.
Rupanya, tiket-tiket itu juga diborong para calo yang kemudian menjualnya kembali dengan harga berkali-kali lipat. Misalnya tiket Bronze dijual di StubHub, sebesar Rp2,6 juta hingga Rp3,8 juta. Harga tiket Diamond, kelas termahal dalam konser itu, yang aslinya cuma Rp2,6 juta bisa melonjak jadi Rp6,2 juta hingga Rp6,8 juta.
Para calo begitu percaya diri mematok harga 100-300 persen lebih tinggi. Mereka yakin para penggemar Ed Sheeran rela mengeluarkan uang yang cukup besar untuk menonton konser Ed Sheeran. Apalagi, konser musisi kelas dunia di Indonesia memang sesuatu yang sangat langka.
Permainan para calo dalam konser Ed bukan kejadian pertama kali, dan terjadi di negara lain. Kasus pencatutan harga tiket konser Ed Sheeran yang paling meledak terjadi Februari lalu, ketika sepasang suami-istri yang diketahui sebagai calo. Kedua calo itu memanfaatkan kartu member premium mereka sebagai fans untuk menjual tiket ke situs penadah kedua. Sebelumnya pasangan ini pernah ditangkap pada 2012 lalu karena usaha calonya, dengan kerugian mencapai 2 juta poundsterling atau setara Rp33,8 miliar. Usaha kriminal mereka ini dilakukan sudah bertahun-tahun.
Menaikkan harga tiket berkali-kali lipat pun sudah jadi ladang usaha bagi para calo. Terutama ketika artis-artis yang sedang dijual punya cerita sukses skala internasional. Begitu pula dengan Ed Sheeran, dengan basis penggemar yang berjibun dan loyalnya. Apakah Anda termasuk yang rela membayar sedemikian mahal demi konser Ed Sheeran?
Penulis: Aulia Adam
Editor: Suhendra