Menuju konten utama

Ketahui Tentang Sindrom Metabolik, Gejala dan Penyebabnya

Apa itu Sindrom Metabolik (SM), gejala, penyebab, dan pengobatan untuk Sindrom Metabolik.

Ketahui Tentang Sindrom Metabolik, Gejala dan Penyebabnya
Ilustrasi obesitas. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Sindroma metabolik (SM) adalah kondisi yang dialami banyak orang, tetapi tidak banyak yang tahu tentang penyakit ini

SM merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik.

Apa Itu Sindrom Metabolik?

Dikutip dari situs resmi Dinkes Kabupaten Badung, faktor risiko metabolik yang dimaksud di antaranya dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototrombik, dan proinflamasi.

Ketika kondisi-kondisi tersebut berada pada waktu yang sama pada satu orang, maka orang tersebut memiliki risiko yang tinggi terhadap penyakit makrovasculer.

Jadi, sindrom metabolik bisa didefinisikan sebagai sekumpulan gejala berupa obesitas sentral, hipertensi, gangguan toleransi glukosa, dan dislipidemia yang dapat berkembang menjadi diabetes melitus (DM) tipe 2, stroke, penyakit kardiovascular, dan mortalitas.

Dibandingkan dengan komponen-komponen pada sindrom metabolik lainnya, obesitas sentral paling dekat untuk memprediksi ada tidaknya sindrom metabolik.

Secara khusus, sindrom metabolik dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dikenal sebagai aterosklerosis. Ini terjadi ketika lemak, kolesterol, dan zat lain menempel di sisi arteri.

Arteri kemudian menjadi tersumbat dan rapuh. Gumpalan darah terbentuk ketika dinding arteri rusak. Gumpalan darah itu kemudian dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Tentu saja, memiliki salah satu dari faktor risiko ini tidak baik, apalagi jika semua faktor yang disebutkan dimiliki, maka kemungkinan akan menjadi masalah kesehatan yang serius.

Faktor risiko ini melipatgandakan risiko pembuluh darah dan penyakit jantung, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Mereka meningkatkan risiko diabetes hingga lima kali lipat.

Meski demikian, sindrom metabolik dapat dikendalikan, sebagian besar adalah dengan perubahan gaya hidup.

Penyebab Sindrom Metabolik

Dilansir laman WebMD, ada banyak penyebab yang membuat seseorang terkena sindrom metabolik. Beberapa di antaranya adalah:

  • Resistensi insulin.
Insulin adalah hormon yang membantu tubuh Anda menggunakan glukosa, gula sederhana yang dibuat dari makanan yang Anda makan sebagai energi.

Pada orang dengan resistensi insulin, insulin tidak bekerja dengan baik, sehingga tubuh Anda terus membuat lebih banyak untuk mengatasi peningkatan kadar glukosa.

Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan diabetes. Resistensi insulin berhubungan erat dengan kelebihan berat badan di perut.

  • Obesitas, terutama obesitas perut.
Para ahli mengatakan bahwa sindrom metabolik menjadi lebih umum karena meningkatnya tingkat obesitas.

Selain itu, memiliki lemak ekstra di perut, dibandingkan dengan di tempat lain di tubuh dapat meningkatkan risiko Anda terkena SM.

  • Gaya hidup yang tidak sehat.
Makan diet tinggi makanan olahan yang tidak sehat dan tidak mendapatkan cukup aktivitas fisik dapat berperan menjadi faktor SM.

  • Ketidakseimbangan hormon.
Hormon kemungkinan besar berperan. Misalnya, sindrom ovarium polikistik (PCOS), suatu kondisi yang mempengaruhi kesuburan, terkait dengan ketidakseimbangan hormon dan sindrom metabolik.

  • Merokok.
Jika Anda baru saja didiagnosis dengan sindrom metabolik akibat merokok, Anda mungkin merasa cemas. Tapi anggap itu sebagai salah satu cara untuk berhenti merokok.

Saatnya untuk serius dalam meningkatkan kesehatan Anda. Membuat perubahan sederhana pada kebiasaan saat ini dapat mencegah penyakit serius di masa depan.

Gejala Sindrom Metabolik

Sindrom metabolik biasanya tidak memiliki gejala langsung. Sebagian besar faktor risiko terkait dengan sindrom metabolik umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala, kecuali ukuran pinggang yang membesar, sehingga mudah terlihat.

Dokter dapat mendiagnosis sindrom metabolik dengan mengukur tekanan darah dan lingkar pinggang Anda dan meminta tes darah sederhana untuk mengetahui kadar kolesterol, trigliserida, dan gula darah.

Masalah medis yang terkait sindrom metabolik berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu. Beberapa orang mungkin memiliki gejala gula darah tinggi (jika memiliki diabetes) atau gejala tekanan darah tinggi (jika memiliki hipertensi).

Gejala gula darah tinggi yang mungkin hadir adalah rasa haus yang meningkat, sering buang air kecil, terutama pada malam hari, kelelahan dan penglihatan kabur.

Tekanan darah tinggi umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala.

Namun, beberapa orang pada tahap awal hipertensi mungkin merasakan sakit kepala, pusing, atau mimisan lebih sering dari biasanya.

Pengobatan Sindrom Metabolik

Dalam kebanyakan kasus, pengobatan terbaik untuk sindrom metabolik adalah berasal dari diri Anda sendiri.

Perubahan perilaku seperti makan lebih sehat dan berolahraga lebih banyak adalah hal pertama yang akan disarankan oleh dokter untuk pencegahannya.

Dengan melakukan beberapa kebiasaan sehat, Anda mungkin dapat menghilangkan faktor risiko SM sepenuhnya.

Baca juga artikel terkait SINDROM METABOLIK atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Yantina Debora