tirto.id - Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru meninggal akibat tenggelam saat kegiatan menyusuri Sungai Cileueur, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat malam.
Kepala Kantor Basarnas Bandung Deden Ridwansah membenarkan telah mengevakuasi korban yang selamat maupun meninggal dunia dalam peristiwa itu.
“Siswa siswi MTs Harapan Baru Ciamis melakukan kegiatan susur sungai bersih-bersih sungai, tiba-tiba beberapa orang siswa siswi tenggelam,” kata dia.
Kegiatan susur sungai sebenarnya hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa. Selain itu menyusur sungai sebaiknya dilakukan di tepian, bukan di tengah sungai.
Seturut laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kegiatan susur sungai dapat diartikan aktivitas menyusuri sungai untuk melihat hambatan atau sumbatan pemicu banjir di sepanjang daerah aliran sungai. Ringkasnya adalah bersih-bersih sungai.
Kegiatan alam satu ini juga bertujuan untuk mengenalkan ekologi sungai yang meliputi pengenalan arus air, komponen di dalam sungai, bentukan sungai, badan sungai, dan lingkungan sekitar sungai seperti misalnya lahan pertanian, hutan, mata air dan sebagainya.
Jika memungkinkan lakukan pemantauan awal menggunakan pesawat nirawak (drone) sebelum melakukan susur sungai. Kontrol bagian hulu hingga hilir sungai. Lantaran berurusan dengan alam – yang sifatnya seringkali tidak bisa diprediksi – perlu ada pembekalan dan persiapan keamanan sebelum memulai kegiatan.
Mitigasi Susur Sungai
Menghimpun dari berbagai macam sumber, termasuk artikel terdahulu Tirto, berikut beberapa catatan yang perlu diperhatikan sebelum memulai susur sungai.
- Tidak dilakukan oleh anak-anak: Kegiatan ini memerlukan kemampuan respon tubuh yang cekatan dan kemampuan mengukur bahaya alam. Dewasa awam sekalipun belum tentu memiliki kemampuan ini, apalagi anak-anak.
- Dilakukan di pinggir sungai: Pada sungai yang lurus, arus utama biasanya terletak di bagian tengah. Pada belokan sungai, arus ini berada pada sisi luar sungai yang disebabkan gaya sentrifugal. Arus utama lebih deras sehingga digunakan sebagai jalur pengarungan sungai (jalur perahu).
- Peralatan keselamatan memadai: Misalnya tali yang dibentangkan dari satu sisi ke sisi lain sebagai penopang, rompi pelampung, topi, sepatu karet.
- Mengenakan pakaian yang aman: Ringkas dan tidak memakai rok bagi perempuan.
- Mengamati debit air di hulu sungai: Debit air di hulu sungai akan mempengaruhi arus bagian tengah dan hilir.
- Pengamatan cuaca: Sebaiknya susur sungai tidak dilakukan saat musim penghujan. Namun jika terpaksa, maka perlu memahami cuaca karena hujan di hulu bisa membikin banjir di tengah dan bawah sungai.
- Memahami karakteristik sungai: Kumpulkan informasi dari penduduk sekitar tentang tinggi air saat banjir, material pada arus (batuan, kayu, sampah, dsb), daerah berbahaya seperti belokan atau cekungan. Dengan memahami karakteristik sungai, maka dapat dipetakan jalur-jalur aman saat menyusuri sungai, dan jalur berbahaya yang patut dihindari.
- Persiapkan skenario keamanan: Misalnya saat terjadi kecelakaan, bagaimana cara mengevakuasi korban, dimana ia harus dievakuasi, hingga mempersiapkan jalur evakuasi dan pos pemeriksaan.
Editor: Nur Hidayah Perwitasari