tirto.id - Bagi sebagian orang, terutama bagi orang dewasa, ngiler saat tidur, bisa jadi adalah hal yang memalukan.
Namun, ngiler saat tidur ternyata bukan hal yang mengkhawatirkan, terutama bila tidak disertai gangguan kesehatan lain yang mendasarinya.
Menurut situs The Sleep Doctor, ngiler terjadi ketika air liur berlebih keluar dari mulut. Air liur sendiri adalah hal penting yang diproduksi secara alami oleh tubuh.
Saat makan, air liur membantu mengumpulkan makanan di mulut, mengaktifkan rasa, melarutkan makanan, dan menyiapkan makanan untuk pencernaan.
Air liur juga melindungi mulut dari bakteri dan melindungi mulut dari kerusakan.
Penyebab Tidur Ngiler
Beberapa hal yang menyebabkan tidur ngiler di antaranya adalah:
1. Posisi tidur
Ketika kamu tidur menyamping, maka air liur akan lebih keluar dari mulut.
2. Pernapasan lewat mulut
Jika saat tidur kamu bernapas melalui mulut daripada melalui hidung, maka kamu rentan untuk ngiler.
Ketika kamu bernapas melalui mulut, maka mulutmu akan terbuka. Dalam posisi tidur miring atau tengkurap, air liur pun akan keluar dengan mudah.
3. Kebiasaan menggertakkan gigi atau bruxism
Bruxism, atau gertakan gigi, akan melibatkan rahang yang bergerak maju dan mulut terbuka untuk memungkinkan aliran udara masuk dan keluar saat tidur.
Akibatnya, bila kamu sering menggertakkan gigi saat tidur, maka kamu biasanya akan bernapas melalui mulut dan berpotensi mengeluarkan air liur saat tidur.
4. Gejala alergi dan infeksi
Gejala-gejala alergi dan infeksi dapat menyebabkan hidung tersumbat. Hal ini memaksa kamu untuk bernapas melalui mulut, sehingga dapat mengakibatkan ngiler saat tidur.
5. GERD
Penyakit gastroesophageal reflux, atau GERD, terjadi ketika otot di kerongkongan tidak bekerja sebagaimana mestinya, akibatnya empedu, asam, dan isi perut lainnya bocor ke kerongkongan. Ini menyebabkan iritasi dan peradangan.
Asam di kerongkongan akibat GERD dapat meningkatkan produksi air liur dan mengakibatkan ngiler di saat tidur.
6. Sleep apnea
Bila kamu menderita sleep apnea, maka kamu bisa berhenti bernapas sementara waktu saat tidur.
Ini terjadi karena aliran udara ke hidung, mulut, atau keduanya berkurang. Akibatnya, kamu akan bernapas melalui mulut sehingga mengakibatkan ngiler saat tidur.
7. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Bila kamu mengonsumsi obat-obatan tertentu, maka mungkin saja air liur akan diproduksi secara berlebihan.
Misalnya, obat untuk mengobati penyakit Alzheimer dan penyakit saraf myasthenia gravis.
Jenis obat lain yang dapat meningkatkan produksi air liur adalah:
- Antipsikotik
- Benzodiazepin
- Antikonvulsan
- Antibiotik tertentu
Sejumlah kondisi medis dapat memengaruhi sistem saraf dan otak. Beberapa kondisi ini memengaruhi kontrol otot wajah dan mulut.
Sejumlah kondisi medis itu di antaranya adalah:
- Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)
- Autisme
- Bell’s palsy
- Cerebralpalsy
- Sklerosis ganda
- Penyakit Parkinson
- Stroke
Cara Mengatasi Tidur Ngiler
Bila kamu ngiler saat tidur, dan ingin mengatasi kondisi ini, maka kamu bisa melakukan beberapa hal berikut ini, sebagaimana dilansir laman Medical News Today:
1. Mengganti posisi tidur
Ganti posisi tidur menjadi telentang mungkin adalah solusi cepat untuk mengatasi tidur ngiler. Gravitasi akan mencegah air liur merembes keluar dari mulut.
2. Mengobati alergi dan masalah sinus
Bila kamu memiliki infeksi sinus dan alergi, maka produksi air liurmu akan meningkat. Selain itu, kamu juga akan lebih rentan mengalami hidup tersumbat.
Hidung tersumbat akan menyebabkan kamu bernapas melalui mulut, sehingga air liur lebih mudah keluar.
3. Minum obat
Bila kamu mengalami kondisi neurologis, maka dokter akan merekomendasikan obat untuk mengontrol air liur yang berlebihan.
Obat itu seperti scopolamine yang juga dikenal sebagai hyoscine, dapat mencegat impuls saraf sebelum mencapai kelenjar ludah.
Obat ini sering diberikan dalam bentuk tambalan yang diletakkan di belakang telinga. Tambalan akan melepaskan obat terus menerus, dan satu tambalan biasanya bertahan sekitar 72 jam.
Selain scopolamine, dokter mungkin juga akan merekomendasikan glycopyrrolate. Obat ini dapat menurunkan produksi air liur dengan menghalangi impuls saraf.
4. Suntikan botox
Suntikan botox di kelenjar ludah dapat membantu mencegah air liur. Suntikan toksin botulinum (Botox) telah digunakan untuk mengobati air liur pada orang dengan gangguan neurologis.
5. Menghadiri terapi wicara
Terapi wicara dapat meningkatkan stabilitas rahang dan kekuatan serta mobilitas lidah. Terapi ini juga dapat membantu seseorang untuk menutup bibir sepenuhnya.
6. Menggunakan alat oral
Alat oral ditempatkan di mulut untuk membantu menelan. Ketika kamu lebih mampu menelan, maka ngiler saat tidur juga akan berkurang.
7. Melakukan prosedur operasi
Pembedahan adalah pilihan terakhir dan biasanya hanya digunakan ketika kondisi neurologis yang mendasarinya menyebabkan air liur yang parah.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno