tirto.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membongkar lapak PKL atau Pedagang Kaki Lima di kawasan wisata Puncak Bogor pada Senin (24/6/2024). Lalu, kenapa PKL Puncak Bogor dibongkar? Apa respons netizen?
Pembokaran yang dilaksanakan oleh petugas Satpol PP itu sempat mendapatkan perlawanan dari para pedagang. Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Cecep Iman Nagarasit, mengatakan perlawanan itu semestinya tidak terjadi karena Pemkab telah memenuhi permintaan dari para pedagang untuk menyediakan tempat relokasi.
"Sekarang setelah tempat relokasi sudah disiapkan di Rest Area Gunung Mas, mereka tetap ngambil kunci kios dan lapak dagangannya di pinggir jalan ga mau dibongkar. Ini ironis," ucap Cecep dikutip Liputan6.
Selain itu, sebelum eksekusi pembongkaran dilaksanakan, Pemkab Bogor sudah menyampaikan surat edaran yang berisi imbauan kepada para pedagang untuk membongkar secara mandiri lapak mereka sebelum dilakukan oleh petugas.
"Sudah (terbitkan surat edaran), itu kan bukan suatu yang baru. Kita ingin mereka sadar dulu ini pindah sendiri, bongkar sendiri," ujar Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Suryanto Putra, Kamis (20/6/2024) dikutip Antara.
Pemkab Bogor berencana merelokasi total 501 lapak PKL. Pada Senin lalu petugas telah membongkar 331 lapak yang menurut Pemkab Bogor merupakan bangunan liar.
Kenapa PKL Puncak Dibongkar?
Pembongkaran PKL di Puncak Bogor dilakukan untuk penertiban dan relokasi. Penjabat Bupati Bogor, Asmawa, mengatakan pihaknya akan memindahkan PKL ke Rest Area Gunung Mas. Hal tersebut kata Asmawa, dijalankan sesuai dengan permintaan dari para pedagang sebelumnya.
"Karena ternyata latar belakang adanya rest area itu adalah permintaan para pedagang untuk dibuatkan. Sekarang sudah jadi, sudah dibuatkan, maka ayo kita sama-sama manfaatkan," ujar Asmawa.
Nantinya para pedagang yang berjualan di Rest Area Gunung Mas tidak perlu membayar uang retribusi alias gratis selama enam bulan ke depan.
Relokasi disertai dengan fasilitas pendukung lainnya, hal tersebut dilakukan untuk menanggapi keluhan pedagang yang menyebut berdagang di Rest Area Gunung Mas sepi pengunjung.
Salah satunya dengan mengintegrasikan pintu keluar masuk Agro Wisata Gunung Mas dengan rest area, sehingga para pedagang nantinya akan mendapatkan banyak kunjungan dari wisatawan.
Kemudian, parkir kendaraan yang keluar masuk Rest Area Gunung Mas akan digratiskan. Asmawa menilai sistem parkir berbayar yang sebelumnya diterapkan merupakan salah satu penyebab sepi pengunjung.
"Sekarang ada portal parkir berbayar, tapi kita ingin gratiskan saja, buka, biar semua bisa masuk ke sana," kata Asmawa.
Selain itu, pembongkaran bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan mencegah sampah menumpuk yang dapat menyebabkan banjir dan pencemaran lingkungan.
Menanggapi penertiban PKL Puncak Bogor itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Jawa Barat, Rudy Susmanto, mengingatkan pemerintah memastikan setiap PKL yang lapaknya telah dibongkar mendapatkan kios di Rest Area Gunung Mas.
Ia juga meminta pengelola rest area, PT Sayaga Wisata, untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. Rudy tidak ingin kebijakan dilakukan tetapi berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat.
"BUMD tentu ingin profit, tapi fokus utama kita adalah melayani masyarakat Kabupaten Bogor," ungkap Rudy pada Selasa (25/6/2024) dikutip Antara.
"Jangan sampai kawasan tertata rapi, tapi ekonomi masyarakat stagnan. Kebijakan harus seimbang antara mencari profit dan kepentingan masyarakat," kata dia.
Apar Respons Netizen Terhadap Pembongkaran PKL Puncak?
Video dan foto proses pembongkaran lapak PKL di kawasan Puncak Bogor sempat viral di sosial media. Dalam postingan yang beredar, tampak alat berat sedang melakukan tugasnya meratakan lapak. Puing-puing lapak PKL terlihat berserakan di pinggir jalan.
Pembongkaran PKL Puncak mendapatkan banyak respons dari netizen. Menariknya, kebanyakan dari netizen mendukung relokasi tersebut. Dukungan tersebut bukan tanpa sebab, banyak netizen mengeluhkan pedagang PKL Puncak yang kerap mematok harga tinggi.
Selain itu, netizen juga menyambut baik kebijakan Pemkab Bogor yang ingin menertibkan jalanan Puncak. Mereka berharap, relokasi tersebut dapat membuat mengurangi kemacetan Puncak Bogor.
“Mau kasihan tapi saya menolak forget: (menampilkan nota pembelian di Puncak Bogor yang mahal),” tulis pengguna akun X @octobrdad.
“Indomie telor harga 18ribu dua porsi sama dengan 54ribu wkwk. Emosi sekali saya melihatnya,” tulis pengguna akun X @adjarens.
“gatau knp w malah seneng, krn menghalangi pemandangan. ke puncak pengen liat ijo2 ketutupan warung,” tulis pengguna akun X @sweettmungbean.
“Bagus lah gua dukung,cuma bikin terlihat kumuh ,lagi juga warung2 kumuh gituh jual kopi 30 ribu segelas,standar kopi 4000 di jual 30.000 alesan nya ini di puncak pak,jangan di sama,in,kalau 4000 di jual 10.000 mungkin gua masih bisa terima ini di jual 30.000,” tulis pengguna akun X @SutiarsaE318.
“Akhirnya di bersihkan. Aku setuju. Makin lama, makin kotor, gak kelihatan keasriannya. Gak kelihatan alamnya. Yg kelihatan cuma orang jualan,” tulis pengguna akun X @beni3bee.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra