Menuju konten utama

Kenali Wabah Bubonic: Penyakit Karena Bakteri yang Menyebar di Cina

Apa itu wabah bubonic yang menyebar di Cina?

Kenali Wabah Bubonic: Penyakit Karena Bakteri yang Menyebar di Cina
Ilustrasi sakit bubonic. foto/istockphoto

tirto.id - Wabah bubonic sebuah penyakit yang berasal dari bakteri Yerisinia Pestis baru-baru ini dilaporkan terjadi di Cina. Dilansir dari laman Xinhua Net,Kementerian kesehatan cina menyampaikan melalui siaran pers mengenai adanya wabah bubonic. Kasus baru yang dikonfirmasi pada 5 Juli 2020 menjangkiti seorang penggembala di kota utara Bayannur.

Belum rampung soal pandemic Covid-19, kini pemerintah Cina harus menghadapi wabah Bubonic. Pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan untuk melakukan pencegahan dan pengendalian wabah yang akan berlangsung hingga akhir 2020.

Pihaknya juga mendesak masyarakat untuk meningkatkan perlindungan diri karena seluruh wilayah memiliki risiko. Larangan untuk tidak berburu dan memakan hewan penyebab wabah bubonic juga telah diterbitkan. Selain itu, masyarakat diimbau untuk melaporkan setiap ada temuan marmut yang mati dan hewan lainnya serta pasien demam tinggi yang tidak diketahui penyebabnya.

Apa itu wabah bubonic?

Wabah bubonic merupakan penyakit yang berasal dari bakteri Yersinia Pestis. Penyakit ini ditularkan oleh tikus yang terinfeksi melalui kutu ke manusia.

Bakteri masuk melalui gigitan dan bergerak melalui sistem limfatik ke kelenjar getah bening dan bereplikasi. Kelenjar getah bening kemudian menjadi meradang, tegang dan nyeri, dan disebut 'bubo'. Pada tahap lanjut infeksi, kelenjar getah bening yang meradang dapat berubah menjadi luka terbuka penuh dengan nanah.

Dr. Shanthi Kappagoda, seorang dokter spesialis penyakit menular di Stanford Health Care mengatakan, penanganan pada wabah ini bubonic sudah jelas, jadi tidak perlu khawatir. Dokter biasa meresepkan antibiotik untuk penyembuhannya. Pencegahan yang tepat akan mengurangi risiko terjangkit wabah bubonic.

“Kami tahu bagaimana mencegahnya - hindari penanganan hewan yang sakit atau mati di daerah yang ada penularannya,” katanya.

"Kami dapat mengobati pasien yang terinfeksi secara efektif dengan antibiotic, dan memberikan antibiotik kepada orang-orang yang mungkin telah terpapar bakteri untuk mencegah." Katanya pada laman Health Line.

Selain itu penularan wabah bubonic jarang sekali terjadi antar manusia, karena penularan terjadi langsung dengan hewan. Bakteri dapat masuk ke tubuh apabila kulit terkena darah hewan yang terinfeksi. Kucing dan anjing peliharaan dapat terinfeksi oleh wabah karena gigitan kutu karena memakan tikus yang terinfeksi.

Bakteri pes, Yersinia pestis, ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu yang sebelumnya memakan hewan yang terinfeksi, seperti tikus, tupai, kelinci, anjing, voles.

Tanda-tanda wabah bubonic

Dilansir dari laman Mayo Clinic, wabah bubonic ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening (bubo) pada minggu pertama setelah terinfeksi. Berikut tanda-tandanya:

1. Terletak di selangkangan, ketiak atau leher

2. Sebesar ukuran telur ayam

3. Lembut dan tegas saat disentuh

Tanda-tanda dan gejala-gejala lainnya termasuk:

1. Tiba-tiba demam dan kedinginan

2. Sakit kepala

3. Kelelahan atau tidak enak badan

4. Nyeri otot

Pencegahan

Wabah bubonic tidak akan menjangkiti jika pencegahan dilakukan dengan tepat, berikut cara pencegahan yang dianjurkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

1. Bersihkan lingkungan sekitar terutama rumah, tempat kerja agar tidak menimbulkan terjadinya sarang tikus dan hewan pengerat lainnya. Bersihkan tumpukan-tumpukan kayu dan sisa makanan secara berkala.

2. Gunakan sarung tangan ketika memegang hewan yang berpotensi terjangkit kutu dan bakteri pembawa wabah bubonic. Bila perlu hubungi departemen kesehatan setempat jika Anda memiliki pertanyaan tentang pembuangan hewan mati.

3. Gunakan obat nyamuk ketika beraktivitas diluar ruang, atau di alam seperti berkemah, dan hiking.

4. Jauhkan kutu dari hewan peliharaan Anda dengan menggunakan produk-produk anti kutu. Hewan-hewan yang berkeliaran bebas lebih mungkin untuk bersentuhan dengan hewan atau kutu yang terinfeksi dan dapat membawanya ke rumah. Jika hewan peliharaan Anda sakit, segera periksakan ke dokter hewan.

5. Jangan biarkan anjing atau kucing yang berkeliaran bebas di dalam rumah dan di kamar tidur.

Baca juga artikel terkait PANDEMI atau tulisan lainnya dari Meigitaria Sanita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Meigitaria Sanita
Penulis: Meigitaria Sanita
Editor: Yulaika Ramadhani