Menuju konten utama

Kenali Purple Crying: Saat Bayi Sering Menangis di Usia Awal Lahir

Purple Crying mengartikan setiap karakteristik tangisan pada bayi

Kenali Purple Crying: Saat Bayi Sering Menangis di Usia Awal Lahir
Ilustrasi Bayi Menangis. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Tangisan pada bayi merupakan sebuah bentuk komunikasi. Bayi dapat menangis berkali-kali dalam sehari ketika lapar, sakit, atau merasa tidak nyaman.

Bagi beberapa orang, tangisan bayi dapat terasa memilukan, sehingga perlu cepat-cepat ditenangkan. Bahkan The Guardian pernah mengklaim bahwa tangisan bayi berada di 10 peringkat teratas 'nyanyian yang tidak enak.'

Di masa-masa awalnya, tangisan bayi sulit diprediksi oleh orangtua, sehingga dibutuhkan kesabaran ekstra. Namun, seiring berjalannya waktu, para orangtua dapat memahami ritme dan menganalisis penyebab bayi mereka menangis.

Seorang ahli tangisan bayi bernama Ronald Bar, menciptakan sebuah istilah yang disebut PURPLE Crying untuk membantu orangtua selama periode ini. PURPLE di sini tidak berkaitan dengan warna, melainkan sebuah akronim. Setiap huruf pada PURPLE mengartikan setiap karakteristik tangisan presisten pada bayi, yakni:

P untuk Peak of crying atau puncak tangisan. Bayi akan menangis paling banyak pada bulan kedua, di mana yang akan menjadi 'puncak'-nya. Tangisan bayi akan berkurang ketika memasuki bulan ketiga hingga bulan kelima.

U untuk Unexpected crying atau tangisan tak terduga. Tangisan bayi dapat muncul dan pergi tanpa terduga dan tidak diketahui penyebabnya.

R untuk Resists soothing atau sulit untuk ditenangkan. Bayi bisa saja sulit ditenangkan dan terus menangis meskipun orangtua sudah berusaha menenangkan.

P untuk Pain-like face atau bayi berwajah sakit. Dalam periode ini, bayi mungkin akan menunjukkan wajah seolah ia sedang kesakitan meskipun sebetulnya tidak

L untuk Longlasting atau tahan lama. Tangisan bayi selama periode ini bisa berlangsung selama beberapa jam sehari.

E untuk Evening atau malam dan sore hari. Bayi biasanya akan lebih rewel ketika malam hingga sore hari.

Terkait dengan periode dan penyebab bayi menangis, para ahli telah melakukan serangkaian penelitian dalam beberapa tahun terakhir. Dilansir Very Well Family, parah ahli mengungkap bahwa tangisan bayi secara terus menerus akan berlangsung dan lebih sering selama usia lima bulan pertama. Dan yang perlu dietahui, tidak selalu berarti bahwa ada sesuatu yang salah dengan bayi.

Hal ini bahkan dikategorikan sebagai sesuatu yang normal dan berkaitan dengan perkembangan bayi. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah kolik, yakni kondisi dimana bayi menangis terus menerus tanpa diketahui sebabnya selama tiga jam dalam sehari.

Banyak orangtua yang menganggap kolik sebagai kondisi abnormal pada bayi. Padahal menurut Baby Center, kolik merupakan salah satu fase yang umum dialami oleh bayi.

Periode bayi menangis secara terus menerus dimulai sekitar usia dua minggu dan umumnya berlanjut sampai bayi berusia sekitar tiga hingga empat bulan.

Meskipun periode ini dikatakan normal, namun bisa menyebabkan efek yang berseberangan bagi anggota keluarga yang lain khususnya orangtua. Orangtua bisa saja merasa lelah dan frustrasi dalam menghadapi ini. Maka dari itu, selama periode ini pasangan perlu saling mendukung dan berbagi tugas untuk menenangkan si kecil.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani