tirto.id - Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengumumkan membuka sekitar 1.500 lowongan dalam seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sejak Selasa (5/9/2017) kemarin. Sekjen Kemenristekdikti Ainun Na'im mengatakan, mayoritas rekrutmen lebih mengarah kepada jabatan dosen.
"Untuk Kementerian Ristekdikti ada 1.500 formasi yang disediakan. Itu hampir semuanya untuk jabatan dosen, yaitu 1.431 formasi untuk jabatan dosen," kata Ainun di Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Sisanya, yakni sekitar 69 orang untuk jabatan lain. Di antaranya: 1 formasi untuk instruktur di PTN, sekitar 49 orang (yakni 1 orang dari cumlaude dan 48 orang di formasi umum) menjadi auditor Inspektorat Jenderal Riset Dikti, kemudian 19 formasi (1 cumlaude dan 18 formasi umum) untuk jabatan widyaiswara (tenaga pengajar) pada pusdiklat Kemenristekdikti.
Ainun mengatakan, 1.431 dosen ini akan dibagi ke 121 PTN di Indonesia. Ia tidak merinci universitas mana yang membuka lowongan. Namun, ia memastikan lowongan tersebut bisa diakses di https://cpns.risetdikti.go.id ata laman resmi Kemenristekdikti. Ia menegaskan, khusus untuk lowongan dosen, pelamar bisa menentukan lokasi penempatan sendiri.
"Mereka sudah pilih akan melamar di universitas mana. Jadi kami tidak mengalokasikan," tegas Ainun.
Para pelamar yang ingin melamar dosen, ada 3 jalur pemilihan yang bisa digunakan dengan jumlah daya tampung berbeda-beda, yakni formasi umum sebesar 1.278 formasi, putra putri khusus dari Papua dan Papua Barat sebanyak 5 formasi, dan untuk para cumlaude sebanyak 148 formasi.
Untuk perekrutan cumlaude, syarat pendaftar harus berasal dari jurusan berakreditasi A dan berstatus cumlaude dalam ijazah/transkrip.
Bagi pelamar dengan formasi Papua atau Papua Barat, pendaftar setidaknya berasal dari universitas dengan akreditasi program studi dengan akreditasi B dan IPK minimal 2,75. Selain itu, pendaftar harus membuktikan mereka berasal dari Papua dengan menunjukkan ijazah SD, SMP, dan SMA dari Papua/Papua Barat atau orangtua/bapak berasal dari Papua/Papua Barat. Untuk orangtua dari Papua, pelamar harus melampirkan bukti akta kelahiran, fotokopi KTP ayah dan surat keterangan hubungan keluarga dari kelurahan atau desa di Papua/Papua Barat.
Di sisi lain, bagi mereka yang melamar dengan formasi umum, syarat untuk ikut seleksi maksimal berumur 35 tahun, berasal dari perguruan tinggi dengan akreditasi jurusan minimal B saat lulus. IPK minimal 3,0 untuk dosen dan widyaiswara, serta IPK 2,75 untuk auditor dan asisten ahli.
Ainun menegaskan, penerimaan CPNS yang digelar di lingkungan Kemenristekdikti tidak dikenakan biaya sepeserpun. Ia menegaskan, apabila ada oknum yang menjanjikan penerimaan PNS atau berusaha berkolusi, pihak Kemenristekdikti akan langsung menindaktegas.
Untuk itu, ia menyarankan kepada masyarakat untuk menghubungi call center 1500661 untuk mendapat informasi pelaksaan CPNS di lingkungan Kemenristekdikti atau melaporkan langsung apabila menemukan oknum yang bertindak nakal.
Ainun pun menyarankan agar para pelamar selalu mengikuti perkembangan seleksi penerimaan Kemenristekdikti secara berkala di cpns.ristekdikti.go.id atau ristekdikti.go.id. Mereka tidak bertanggungjawab apabila ada perubahan mendadak dalam proses penerimaan seleksi CPNS di Risetdikti.
Baca juga:
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yuliana Ratnasari