Menuju konten utama

Kemenpora Minta TSC 2016 Jaga Transparansi Dana

Menpora Imam Nahrawi meminta penyelenggara turnamen TSC 2016 untuk menjaga transparansi selama kompetisi tersebut berlangsung.

Kemenpora Minta TSC 2016 Jaga Transparansi Dana
Menpora Imam Nahrawi memberikan keterangan kepada awak media terkait kelanjutan reformasi tata kelola sepakbola Indonesia di Jakarta, Kamis (28/4). Antara FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Menpora Imam Nahrawi meminta penyelenggaraan turnamen Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 tetap menjaga transparansi selama kompetisi berlangsung. Nahrawi beralasan liga yang diselenggarakan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) harus menjadi teladan bagi sepak bola Indonesia ke depan.

“Indonesia Soccer Championship mendapat restu pemerintah untuk menjadi role model sepak bola Indonesia. PT GTS dan klub harus menjaga kepercayaan yang diberikan pemerintah untuk memajukan industri sepakbola,” kata Imam Nahrawi di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Imam Nahrawi juga bertekad untuk mengawasi sekaligus mengevaluasi turnamen TSC 2016. Jika ia melihat ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan regulasi alias terjadi pelanggaran atas komitmen terkait transparansi, maka pemerintah akan mencabut izinnya. Meskipun demikian, ia mengakui hingga saat ini PT GTS dinilai sudah transparan, semisal pelaporan hasil sponsor yang sudah didapat.

“Bentuk transparansi sumber pendapatan sponsor sudah dilaporkan kami, misalnya Torabika Rp120 miliar, Indosat Rp50 miliar,” ungkap pria asal Bangkalan, Madura, tersebut.

Imam mengklaim jika terdapat perbaikan dalam tata kelola sepak bola tanah air selama pembekuan PSSI terjadi. Selama kurun waktu yang diisi oleh beberapa kompetisi seperti Piala Kemerdekaan, Sudirman Cup, Piala Bhayangkara, dan Piala Presiden tersebut, Imam menilai sekarang klub makin terbiasa dengan proses-proses verifikasi.

Imam juga menilai jika sekarang klub sudah mengetahui berapa dana yang diterima saat berpartisipasi atau menang dalam keikutsertaannya di sebuah turnamen, tak ada kekhawatiran berkurangnya gaji pemain, klub tahu dana yang berputar selama satu putaran kompetisi, media turnamen terjaga, kejadian kriminal seperti pemukulan wasit makin berkurang, dan tak ada insiden saat dilakukan evaluasi.

“Jadi, pernyataan sepak bola Indonesia mati itu yang harus dihapus,” tegasnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait IMAM NAHRAWI atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Agung DH