tirto.id - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan, ada sembilan warga negara Indonesia (WNI) yang kini mengungsi di tempat perlindungan usai gempa di Ishikawa, Jepang. Sembilan WNI ini kebanyakan merupakan mahasiswa.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha mengatakan, kesembilan orang itu dalam kondisi baik-baik saja. Hingga kini belum ada informasi terkait WNI yang meninggal akibat gempa Ishikawa. Hal ini diketahui berdasarkan koordinasi Kemenlu dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka.
"Sampai dengan Selasa, 2 Januari 2024, pukul 17.40 WIB terdapat 9 WNI, mayoritas mahasiswa, berada di shelter yang disiapkan otoritas setempat. Kondisi mereka dalam keadaan baik," katanya melalui pesan singkat, Selasa (2/12/2023).
"Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban meninggal," lanjut dia.
Menurut Judha, Pemerintah Jepang telah mencabut peringatan atas tsunami. Namun, soal kemungkinan gempa susulan tetap diperingatkan oleh Pemerintah Jepang.
Dalam kesempatan itu, ia pun mengimbau WNI yang berada di Jepang agar tetap waspada akan kondisi di sana.
"KBRI dan KJRI tetap mengimbau agar para WNI tetap waspada dan terus memantau informasi dan arahan otoritas setempat," kata Judha.
Diberitakan sebelumnya, jumlah korban tewas akibat gempa bumi yang mengguncang area sekitar Prefektur Ishikawa di Jepang kembali bertambah menjadi 48 orang, Selasa.
Dikutip dari NHK, korban cedera dilaporkan terjadi di prefektur Ishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, dan Gifu.
Kerusakan bangunan terjadi di sejumlah kota. Mulai dari gedung tinggi maupun pemukiman warga. Sementara itu, CNN melaporkan Badan Meteorologi Jepang telah mencabut peringatan atas bencana tsunami, Selasa ini.
Namun, akses menuju sisi utara Noto Peninsula di Ishikawa terblokir.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, akses menuju Noto Peninsula terblokir karena jalanan yang hancur.
“Untuk mengamankan jalur ke sana [Noto Peninsula], kami harus mengerahkan seluruh sarana transportasi, tidak hanya transportasi darat tetapi juga transportasi udara dan laut. Kami telah melakukan upaya untuk memindahkan barang, perbekalan, dan personel ke sana sejak tadi [Senin] malam," kata Kishida, dikutip dari CNN.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang