tirto.id - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau, Ferdinand Siagian, menyatakan proses pendataan tahanan Rutan Klas IIB Kota Pekanbaru masih dalam proses dan butuh waktu lama akibat dilakukan secara manual.
"Masih dalam proses, kita cek lakukan pendataan secara manual," kata Ferdinand kepada Antara di Rutan Klas IIB Pekanbaru, Senin (8/5/2017).
Ia membantah proses pendataan secara manual karena lemahnya sistem pusat data tahanan. Ferdinand beralasan hal itu karena jaringan koneksi internet kurang bagus.
"Jaringan kadang tidak bagus. Bahkan, kalau bikin paspor saja jaringan kadang bermasalah. Makanya kita bikin secara manual," katanya.
Kepolisian dan TNI hingga kini mengeluhkan tidak adanya data pasti tentang tahanan Rutan yang kabur membuat proses pencarian terhambat. Hingga empat hari pascainsiden kaburnya tahanan pada 5 Mei lalu, data tentang identitas tahanan belum kunjung ada.
Pihak kepolisian mengakui mereka "buta" terkait data tahanan, sehingga mereka terpaksa mengandalkan naluri dan insting.
"Kita sebenarnya buta karena tidak ada data tahanan yang kabur. Namun, karena polisi sudah terlatih menangani ini, kita gunakan naluri dan insting," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Kombes Pol Susanto kepada Antara di Rutan pada Sabtu (6/5/2017)).
Ia mengatakan sejak insiden kerusuhan dan kaburnya ratusan tahanan di Rutan Sialang Bungkuk pada Jumat (5/5/2017), sampai kini pihak Rutan belum mengeluarkan data mengenai jumlah maupun identitas tahanan. Meski begitu, berdasarkan data terakhir pada pukul 11.00 WIB, jajaran Polda Riau sudah menangkap kembali 209 tahanan yang kabur.
"Insting dari polisi akan bisa melihat tahanan yang kabur itu biasanya mereka panik, tidak pakai sendal, tidak ada KTP. Polisi juga banyak dibantu informasi dari warga," kata Susanto menjelaskan cara kerja polisi dalam memburuh para tahanan.
Kemudian, polisi akan melakukan pengecek silang kepada pihak Rutan dan tahanan yang tidak kabur untuk memastikan yang ditangkap benar tahanan. "Supaya jangan sampai salah tangkap," katanya, seperti diberitakan Antara.
Kementerian Hukum dan HAM memastikan ada sebanyak 448 orang dari total 1.870 tahanan dan narapidana yang melarikan diri dari Rutan Sialang Bungkuk, Hingga Senin pagi, kepolisian menyatakan masih ada 152 tahanan yang masih berkeliaran.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri