Menuju konten utama

Kemenkes Ungkap Ada 57 Kasus Subvarian BA.4-BA.5, Terbanyak di DKI

Sebanyak 10 kasus merupakan BA.4 dan 47 kasus merupakan BA.5 dengan rincian 41 kasus merupakan WNI dan 6 kasus berasal dari WNA.

Kemenkes Ungkap Ada 57 Kasus Subvarian BA.4-BA.5, Terbanyak di DKI
Ilustrasi virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa sampai saat ini ada 57 kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Lima puluh tujuh kasus ini terdiri dari 10 kasus BA.4 dan 47 kasus BA.5.

Data tersebut didapatkan dari Juru Bicara atau Jubir Kemenkes, Mohammad Syahril kepada Tirto, Selasa (21/6/2022) siang.

Kasus ini ditemukan paling banyak di Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yaitu 6 kasus BA.4 dan 16 kasus BA.5, diikuti oleh Provinsi Jawa Barat (Jabar) 12 kasus BA.5, Provinsi Bali 3 kasus BA.5, Provinsi Banten 2 kasus BA.5, serta ada 4 kasus BA.4 dan 14 kasus BA.5 yang masih dalam tahap identifikasi.

Dari 57 kasus ini, Kemenkes menuturkan ada 10 kasus BA.4 dan 41 kasus BA.5 yang ditemukan pada Warga Negara Indonesia (WNI) dan 6 kasus BA.5 pada Warga Negara Asing (WNA). Berdasarkan jenis kelaminnya, 7 kasus BA.4 dan 24 kasus BA.5 ditemukan pada laki-laki, sedangkan 3 kasus BA.4 dan 23 kasus BA.5 ditemukan pada perempuan.

Sementara, berdasarkan usianya, ada 1 kasus BA.4 dan 5 kasus BA.5 pada 0-9 tahun, 5 kasus BA.5 pada 10-19 tahun, 1 kasus BA.4 dan 8 kasus BA.5 pada 20-29 tahun, 5 kasus BA.4 dan 14 kasus BA.5 pada 30-39 tahun, 1 kasus BA.4 dan 8 kasus BA.5 pada 40-49 tahun, 5 kasus BA.5 pada 50-59 tahun, 1 kasus BA.4 dan 2 kasus BA.5 pada 60-69 tahun, serta 1 kasus BA.4 pada 70-79 tahun.

Adapun berdasarkan dosis vaksinnya, lanjut Kemenkes, ada 3 kasus BA.5 yang baru mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19, 2 kasus BA.4 dan 7 kasus BA.5 mendapatkan dosis kedua, 7 kasus BA.4 dan 27 kasus BA.5 mendapatkan dosis ketiga, bahkan ada 1 kasus BA.5 yang sudah mendapatkan dosis keempat, 5 kasus belum mendapatkan vaksin karena masih anak-anak, dan 1 kasus BA.4 dan 4 kasus BA.5 masih dalam tahap identifikasi.

Selanjutnya, dari 57 kasus tersebut, ada 1 kasus BA.5 yang masih di rawat inap, 2 kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5 dalam isolasi mandiri (isoman), serta 8 kasus BA.4 dan 28 kasus BA.5 masih dalam tahap identifikasi. Di samping itu, ada 1 kasus BA.4 dan 17 kasus BA.5 yang bergejala, 1 kasus BA.4 dan 3 kasus BA.5 tidak bergejala, dan 8 kasus BA.4 dan 28 kasus BA.5 masih dalam tahap identifikasi.

Kemenkes juga membeberkan distribusi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 berdasarkan komorbid, yaitu ada 1 kasus BA.5 yang menderita hipertensi dan 1 kasus BA.5 yang menderita pneumonia. Selain itu, 2 kasus BA.4 dan 17 kasus BA.5 tidak ada komorbid serta 8 kasus BA.4 dan 28 kasus BA.5 masih dalam tahap identifikasi.

Atas kenaikan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia ini, Jubir Kemenkes mengimbau kepada masyarakat agar disiplin dan menerapkan protokol kesehatan (prokes), melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mendapatkan vaksinasi COVID-19 pertama hingga dosis ketiga (booster).

“Di luar gedung yang banyak orang atau kerumunan atau keramaian [seperti konser, pasar, tempat wisata] tetap memakai masker,” kata Syahril kepada Tirto, Selasa (21/6/2022) siang.

Dia juga mengimbau kepada semuanya agar dapat melakukan pengawasan prokes khususnya di tempat-tempat keramaian seperti mal, bioskop, restoran, tempat wisata, dan lain-lain. Lalu juga meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis pertama hingga booster, meningkatkan surveilans seperti upaya melakukan tes COVID-19 (testing) dan penelusuran kontak erat (tracing), serta meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara dan pertemuan-pertemuan.

Baca juga artikel terkait SUBVARIAN OMICRON BA4 DAN BA5 atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri