Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Kemenkes Sebut 13,3% Pasien COVID-19 dengan Hipertensi Meninggal

Kemenkes sebut penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia.

Kemenkes Sebut 13,3% Pasien COVID-19 dengan Hipertensi Meninggal
Petugas mengumandangkan adzan saat memakamkan jenazah pasien Covid-19 di TPU Jombang, Tangerang Selatan, Sabtu (12/9/2020. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 13,3 persen pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.

Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Ariane dalam konferensi pers melalui telekonferensi yang dipantau di Jakarta, Selasa (13/10/2020). Ia bilang penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia diikuti oleh penyakit komorbid lainnya seperti diabetes, jantung koroner, dan gagal ginjal.

Cut menyebutkan dari 1.641 orang pasien COVID-19, penyakit penyerta paling banyak adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen.

Sisanya diikuti oleh penyakit diabetes 34,4 persen, jantung koroner 19,7 persen, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) 10,1 persen, gagal ginjal 6,2 persen, dan penyakit kanker 1,5 persen.

“Artinya orang-orang ini kondisinya sudah sakit yang berpengaruh pada imunitas tubuhnya, sehingga COVID-19 akan bertambah berat pada orang ini dibanding yang lain," kata Cut.

Dalam memeringati hari hipertensi sedunia, Cut mengajak masyarakat meningkatkan kesadarannya akan kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke fasilitas kesehatan ataupun posbindu.

Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, penyakit tidak menular seperti hipertensi dapat segera diketahui secara dini dan lebih cepat mendapatkan penanganan.

Sedangkan untuk orang yang sudah memiliki riwayat hipertensi diharapkan meminum obat dengan rutin agar tekanan darahnya terkendali dan tidak berimplikasi pada munculnya gangguan kesehatan lain.

Cut menyebut hipertensi bisa memicu gangguan kesehatan lain seperti gagal ginjal, stroke dan jantung koroner. Padahal, lanjutnya, penyakit hipertensi adalah penyakit tidak menular yang sangat bisa dicegah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Namun sayangnya, dari 10 orang yang memiliki penyakit tidak menular seperti hipertensi, hanya tiga orang yang mengetahui dirinya memiliki gangguan kesehatan sementara tujuh lainnya tidak menyadarinya.

Orang yang memiliki penyakit hipertensi bisa tidak merasakan gangguan kesehatan apa pun sehingga dianggap baik-baik saja.

Cut mengajak masyarakat agar mengubah perilaku menjadi lebih sehat dengan membatasi asupan gula, garam, lemak, berolahraga secara teratur, mengonsumsi gizi seimbang, istirahat cukup dan menghindari faktor risiko seperti merokok.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Abdul Aziz