tirto.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui selama Juli 2021 ini pasokan vaksin COVID-19 ke sejumlah daerah mengalami keterlambatan. Penyebabnya memang karena stok vaksin COVID-19 di pusat memang masih kurang.
“Beberapa daerah mengatakan mereka belum bisa memberikan vaksin karena vaksinnya belum dikirim dari pusat karena memang kita ketahui jumlah vaksin yang kita terima 151,9 juta itu sebenarnya masih kurang lebih 30 persennya dari kebutuhan kita karena kebutuhan kita kan 462 juta dosis,” kata Nadia dalam webinar Update Percepatan Vaksinasi COVID-19, Selasa (27/7/2021).
Kebutuhan vaksin COVID-19 sebanyak 462 juta dosis ini kata Nadia baru bisa dipenuhi oleh seluruh produsen vaksin secara bertahap sampai dengan Desember 2021. Sehingga pemberian vaksin harus dilakukan secara prioritas dan bertahap.
Menurut Nadia setidaknya hingga akhir Juli ini suplai vaksin yang datang jauh lebih besar sehingga untuk vaksinasi pada Agustus dapat ditingkatkan.
Di bulan Juli ini kata Nadia total mendapatkan 54 juta dosis vaksin yang terdiri dari Sinovac dalam bentuk bulks 39,2 dosis, Astrazeneca 6,7 juta dosis, Sinopharm untuk Vaksin Gotong Royong 4 juta dosis dan Moderna 4,5 juta dosis.
Pada bulan-bulan berikutnya kata Nadia jumlah vaksin yang datang akan terus bertambah. Pada Agustus dan September kata dia akan datang masing-masing 60 juta dosis. Kemudian pada Oktober hingga Desember diperkirakan masing-masing 70 juta dosis.
Dalam beberapa waktu terakhir sejumlah daerah melaporkan stok vaksin yang mulai menipis. Salah satunya di Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman mengatakan stok vaksin COVID-19 buatan Sinovac mulai menipis.
“Stok masih ada, tapi diperkirakan dalam dua hingga tiga hari ke depan banyak kabupaten/kota yang hampir habis dosis vaksinnya,” kata Iman dilansir dari Antara, Senin (26/7/2021).
Kekurangan vaksin juga terjadi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Mochammad Bisri menyatakan sudah tiga kali menyurati Kementerian Kesehatan untuk meminta tambahan vaksin COVID-19 karena stok di daerah tersebut sudah habis.
Pada 20 Juli 2020 Bisri mengatakan sejak sepekan telah mengajukan tambahan 60 ribu vial atau 600 ribu dosis vaksin ke Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Rencananya baru mau dikirim 1.000 vial saja. Sementara kebutuhan kita sangat besar," kata Bisri dikutip dari Antara.
Masih minimnya stok vaksin COVID-19 ini tak sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo yang menargetkan satu juta bahkan ingin dua juta dosis vaksinasi per harinya tercapai.
Target dipasang Jokowi demi Indonesia cepat mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
“Saya mengingatkan bahwa seluruh pihak tetap harus bekerja keras agar target satu juta per hari vaksinasi terjaga sampai akhir Juli dan dapat kita tingkatkan dua kali lipat pada Agustus 2021 yaitu mencapai 2 juta dosis per hari,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto