Menuju konten utama

Kemenhub Klaim Jumlah Penumpang Pesawat Turun Karena Siklus Musiman

Kemenhub menilai penurunan jumlah penumpang pesawat sejak pertengahan Januari sampai Februari 2019 adalah fenomena musiman. 

Kemenhub Klaim Jumlah Penumpang Pesawat Turun Karena Siklus Musiman
Sejumlah calon penumpang pesawat udara antre untuk lapor diri di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (14/1/2019). ANTARA FOTO/Septianda Perdana/wsj.

tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim penurunan jumlah penumpang pesawat pada bulan Februari 2019 hanya karena faktor siklus musiman.

Dirjen Perhubungan Udara, Kemenhub, Polana B. Pramesti mengatakan selama ini siklus bisnis kerap berpengaruh terhadap angka penumpang transportasi udara.

"Penurunan penumpang, hampir terjadi setiap tahun, memang kondisi low season yang merupakan siklus tahunan yaitu Januari, Februari. Kemudian Maret, baru mengalami peningkatan,” kata Polana, di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Dia menjelaskan low season atau musim sepi biasa terjadi pada periode pertengahan Januari hingga Februari. Pada periode ini, penumpang pesawat didominasi oleh para pebisnis dan pekerja. Sementara penumpang yang melakukan perjalanan wisata menurun drastis.

Menurut Polana, jumlah penumpang pesawat akan menanjak saat high season atau peak season. Angka keterisian kursi pesawat biasa meningkat ketika musim libur sekolah atau akhir tahun dan puncaknya adalah pada saat musim angkutan lebaran.

Data jumlah penumpang angkutan udara selama ini dalam tiga tahun terakhir memang membenarkan pernyataan Polana.

Pada 2016, jumlah penumpang pesawat periode bulan Januari mencapai 6,7 juta, Februari 6,4 juta, Juli 8,7 juta dan Desember 8,4 juta orang.

Kemudian, pada 2017, angka pengguna transportasi udara periode Januari ialah 7,7 juta, Februari 6,5 juta, Juli 9,5 juta dan Desember 9 juta penumpang.

Lalu, pada 2018, jumlah penumpang pesawat periode Januari tercatat 8,3 juta, Februari 7,5 juta, Juli 9,7 juta dan Desember 8,1 juta orang.

Polana mengingatkan bisnis transportasi udara selama ini menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Dia optimistis bisnis penerbangan pada 2019 mampu tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya.

"Mari kita kerja keras dan cerdas dengan saling bersinergi. Yang paling penting, [maskapai) harus tetap mengutamakan keselamatan, keamanan, pelayanan dan patuh terhadap aturan-aturan penerbangan yang berlaku," ujar Polana.

Selama ini, sejumlah pihak berpendapat terdapat faktor lain yang memicu penurunan angka penumpang pesawat, seperti pengoperasian tol Trans Jawa yang memperpendek waktu tempuh perjalanan di darat, harga tiket yang mahal, serta pemberlakuan bagasi berbayar oleh sebagian maskapai berbiaya murah.

Baca juga artikel terkait MASKAPAI PENERBANGAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom