tirto.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menjamin setiap calon mahasiswa yang mengalami kerentanan ekonomi akibat dampak dari pandemik Covid-19. Nantinya pada calon mahasiswa tersebut akan diikutsertakan dalam program KIP-Kuliah sebagai pendatang baru.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud, Abdul Kahar menyadari dengan situasi pandemik Covid-19, berakibat pada rentannya perekonomian para orang tua. Hal itu berdampak pada kesempatan anak untuk bisa berkuliah.
"Kami sedang berkomunikasi dengan perguruan tinggi, apabila data dan ada keterangan yang mendukung bisa diverifikasi. Pada dasarnya kami tidak mempermasalahkan. KIP-Kuliah akan membuka diri. Kami pada dasarnya siap membiayai," ujar Kahar dalam konferensi pers via video, Rabu (8/4/2020).
Sebenarnya untuk mengikuti program KIP-Kuliah, calon siswa dipersilakan mendaftar sejak jauh-jauh hari sebelum dinyatakan lulus sekolah tingkat menengah atas.
Namun, dengan kejadian Covid-19 yang terjadi sejak awal Maret 2020, Kahar mengatakan Kemendikbud bersedia menerima para siswa yang sudah lulus sekolah namun mengalami persoalan finansial lantaran Covid-19. Asalkan segala persyaratannya terpenuhi.
Tidak hanya para calon mahasiswa yang baru lulus saja. Kahar juga mengatakan akan menjamin para mahasiswa semester awal yang finansial orang tuanya terdampak oleh pandemik Covid-19.
"Yang on going sampai semester 3 yang orang tuanya rentan mengalami pelemahan ekonomi. Kita beri kesempatan untuk dapat KIP-Kuliah karena Covid-19," ujarnya.
Sejauh ini, data dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menyebutkan jumlah pelamar KIP-Kuliah atau Bidikmisi sebanyak 95.346 orang dari total 489.601 siswa yang mendaftar SNMPTN 2020. Jumlah terbanyak pelamar KIP-Kuliah berasal dari Jawa Timur dengan 15.410 orang, Jawa Tengah dengan 13.388 orang, dan Jawa Barat 10.756 orang.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Maya Saputri