Menuju konten utama

Kemendag Ungkap Sulitnya Impor Daging Jelang Lebaran 2021

Kemendag menjelaskan alasan mengenai sulitnya Indonesia memperoleh impor sapi bakalan dan daging.

Kemendag Ungkap Sulitnya Impor Daging Jelang Lebaran 2021
Pedagang melayani pembeli daging sapi di Pasar Impres Lhokseumawe, Aceh, Senin (15/5). ANTARA FOTO/Rahmad.

tirto.id - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menjelaskan alasan mengenai sulitnya Indonesia memperoleh impor sapi bakalan dan daging. Pelbagai hambatan ini diyakini bakal mewarnai tantangan memenuhi pasokan daging dalam negeri khususnya jelang Lebaran 2021.

“Dari tempat lain masih bicara sertifikasi halal. Ada dari Chili, Kolombia itu masih perlu proses dan enggak mungkin kita kejar di April-Mei 2021, itu mustahil,” ucap dalam diskusi "Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?", Senin (29/3/2021).

Rencana impor daging dari Brasil yang juga sudah diteken juga sempat terkendala. Pasalnya, Brasil masih dikenal rawan memiliki penyakit kuku dan mulut pada ternaknya sehingga perlu melalui pemeriksaan yang ketat.

Ada juga usulan impor sapi potong atau slaughter yang menurut Syailendra cukup menjanjikan karena mampu mengisi ketersediaan pasokan cukup cepat lantaran dapat langsung dipotong seminggu setelah tiba di Indonesia. Sayangnya, rencana ini pupus karena terbentur aturan yang mewajibkan bobot sapi impor maksimal 350 kg.

Saat ini aturan Indonesia mewajibkan agar sapi impor yang datang harus terlebih dahulu digemukkan di dalam negeri. Dengan demikian ada nilai tambah dari peternakan dalam negeri.

Berbagai kendala aturan ini pun menjadi sejumlah hambatan dalam mengimpor daging. Saking kesalnya, Syailendra menyatakan, “Jadi kita sendiri yang bikin repot.”

Selain impor daging, Syailendra juga mengeluhkan kendala impor sapi bakalan yang berarti masih perlu digemukkan lagi selepas tiba di Indonesia. Ia bilang upaya mencari alternatif impor bakalan untuk mengisi kekurangan pasokan dari Australia ternyata tidak mudah.

“Impor bakalan masih jauh lah itu cerita. Kita bicara Meksiko, Meksiko Timur, Barat juga masih susah ya dan harga juga itung-itungan landed price (harga di tempat tujuan) sampai sini enggak gitu kompetitif, biasa aja,” ucap Syailendra.

Sejalan dengan kendala-kendala itu. Impor daging sapi yang telah ditugaskan kepada BUMN juga masih memerlukan proses. Bulog yang telah diberi penugasan impor 80.000 ton diprediksi hanya mampu memasok 2.772 ton pada Maret 2021, 20.024 ton April 2021, dan 14.868 ton pada Mei 2021.

Penugasan impor pada PT Berdikari juga bernasib sama. Dari total penugasan 20.000 ton, pasokan dari Berdikari baru tiba di Indonesia pada Mei 2021 sebanyak 1.786 ton.

Baca juga artikel terkait IMPOR DAGING atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri