Menuju konten utama

Kemendag: Kanada Jadi Pasar Potensial Produk Organik Indonesia

Kanada merupakan salah satu negara dengan konsumsi produk alami dan organik terbesar di dunia.

Kemendag: Kanada Jadi Pasar Potensial Produk Organik Indonesia
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

tirto.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai Indonesia mempunyai potensi yang besar terhadap produk olahan alami, sehat dan organik di pasar global khususnya di negara Kanada.

“Sebagai negara agraris dengan potensi produk olahan perkebunan dan pertanian yang beragam, Indonesia memiliki potensi untuk memasarkan produk olahan yang alami, sehat, dan bersertifikasi organik ke pasar global, salah satunya ke Kanada,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/4/2023).

Melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Vancouver, terus mendorong pemasaran produk alami, sehat, dan organik asal Indonesia di pasar global.

Kali ini, promosi dilakukan melalui partisipasi pada pameran dagang Canadian Health Food Association (CHFA) Natural Organic Wellness Breakthrough. Pameran yang berlangsung pada 1—2 April 2023 di Vancouver Convention Center, Kanada, ini diikuti sekitar 500 peserta baik dari tingkat distributor maupun pelaku ritel di Kanada.

“Pameran ini merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan keunikan produk Indonesia yang alami, sehat, dan tentu saja telah tersertifikasi organik," ucapnya.

Menurutnya, Kanada merupakan salah satu negara dengan konsumsi produk alami dan organik terbesar di dunia. Secara global, Kanada masuk dalam 10 besar negara dengan konsumsi olahan produk organik tertinggi per kapita.

Sebanyak 3,3 persen produk buah dan sayuran yang beredar di Kanada telah memiliki sertifikasi organik dengan nilai pasar mencapai USD 5 juta atau setara dengan Rp75 miliar. Bahkan, setiap minggunya penduduk Kanada menghabiskan sekitar Rp2,3 juta untuk membeli produk organik.

Dalam pameran ini, Paviliun Indonesia memperkenalkan produk alami dan organik unggulan dari Walini, Kalbe, Java Spices, Javara, dan Archipelago Marketplace.

Varian produk yang ditampilkan antara lain produk teh khas Indonesia, kopi spesial Indonesia, air kelapa, olahan mi sehat dengan bahan alami, beras beraroma, serta aneka bumbu khas Indonesia yang dihasilkan dari sistem pertanian tersertifikasi organik.

“Melalui pameran ini, ITPC Vancouver berkesempatan untuk mengundang beberapa pelaku usaha Indonesia yang bergerak dalam bidang pertanian organik untuk kita pamerkan dan perkenalkan di pasar Kanada. Kami menargetkan potensi transaksi hingga USD 2,3 juta atau sekitar Rp35,7 miliar. Melalui pameran ini, diharapkan produk Indonesia semakin mendunia,” ujar Kepala ITPC Andri Permana.

Andri juga menambahkan, untuk bisa berpartisipasi dalam CHFA memerlukan persiapan yang matang serta koneksi yang baik karena pameran ini terbuka eksklusif untuk distributor dan ritel besar yang berada di Kanada.

Konsul Jenderal Hendra Halim menyampaikan, keikutsertaan Indonesia pada CHFA tidak hanya untuk menampilkan keragaman produk alami Indonesia, namun juga untuk menunjukkan keunikan dan kekhasan aneka produk yang diperoleh dari pertanian organik serta telah tersertifikasi halal.

“Partisipasi pada CHFA ini merupakan partisipasi perdana di Kanada dan diharapkan menjadi Langkah pertama untuk memasukkan produk alami dan organik Indonesia ke Kanada,” jelas Hendra.

Perlu diketahui pada 2021, produk organik Indonesia baru mengisi 0,03 persen dari permintaan global.

Lalu, Dengan semakin banyaknya konsumen yang tertarik dengan produk organik dan ekonomi yang sedang berkembang di Indonesia, potensi produk organik terlihat positif dalam jangka panjang, tumbuh hingga 6,1 persen untuk periode 2021—2026.

Baca juga artikel terkait KEMENDAG atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat