Menuju konten utama

Keluarga Korban Lion Air Berencana Tempuh Pencarian Mandiri Lagi

Saat pencarian mandiri pada Desember 2018, penyelam yang membantunya menemukan tulang belulang dan badan pesawat Lion Air JT 610 di bawah dasar laut.

Keluarga Korban Lion Air Berencana Tempuh Pencarian Mandiri Lagi
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (ketiga kanan) menerima audiensi keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

tirto.id - Upaya pencarian jasad penumpang korban Pesawat Lion Air JT 610 pernah ditempuh secara mandiri oleh perkumpulan ahli waris korban pada Desember 2018 lalu. Saat ini, ahli waris berencana mencari lagi.

Salah satu perwakilan keluarga korban Lion Air JT 610, Anton Sahadi, mengaku pihak pernah melakukan pencarian mandiri pasca Basarnas memutuskan untuk tidak melakukan pencarian lagi. Pencarian itu dilakukan pada 28 Desember 2018 lalu dengan uang ahli waris secara patungan.

"Ya, kami melakukan pencarian mandiri. Teknisnya, kami itu sewa kapal sendiri, itu kapal Princess, dan ada sejumlah biaya yang cukup mahal untuk kami, dengan kondisi segala keterbatasan tanggal 28 Desember, kami [tempuh] pencarian mandiri," kata Anton saat ditemui di kompleks DPR RI, Senin (21/1/2019).

Pencarian mandiri tersebut, lanjut Anton, menggunakan biaya patungan dari seluruh keluarga korban yang menyentuh nominal Rp132 juta dalam sekali pencarian.

"Dan sekarang kami iuran lagi nunggu laporan dari RS Polri, ketika nanti misalnya dari empat kantong yang sudah dievakuasi ke RS Polri tersebut telah teridentifikasi salah satu korban Lion Air, kami siap untuk mencari sisanya itu," katanya.

Anton menambahkan, saat pencarian pada Desember 2018, penyelam yang membantunya menemukan tulang belulang dan badan pesawat Lion Air JT 610 di bawah dasar laut. Hal itu, kata dia, tidak sesuai dengan pernyataan Kepala Basarnas Muhammad Syauqi saat itu.

"Berarti belum clear, dia enggak berani cabut omongan dia karena lihat di situ masih ada tulang belulang, itu masih banyak. Terakhir kemarin KRI itu mendapatkan empat kantong tulang yang masih sekarang dalam proses identifikasi di RS Polri," kata Anton.

Anton mengaku mendapat bantuan dari delapan penyelam profesional yang membantu pencarian mandiri. Namun, penemuan tulang belulang tersebut tidak dievakuasi langsung karena cuaca yang buruk dan membahayakan penyelam.

Baca juga artikel terkait LION AIR JT610 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali