tirto.id -
Menurut Muhidin, pada Kamis, (22/5/2019) Dian pamit pergi bersama temannya mengendarai sepeda motor untuk mengikuti pengajian.
Namun, satu jam setelahnya, yaitu pukul 10.00 WIB Dian dan temannya tak bisa dihubungi.
"Karena sudah semalaman tidak pulang dan dua-duanya tidak bisa dihubungi kami putuskan cari ke rumah sakit," kata Saroh.
Kabar terakhir yang diterima Saroh pada (22/5/2019), anak bungsu dari lima bersaudara itu tengah berada di Petamburan.
Ia menambahkan, sehari-hari Dian menjalani bisnis sewa alat-alat mendaki dan di sela-sela kesibuknya Dian mengikuti kajian di berbagai tempat.
"Tidak ada pengajian khusus, semua dia ikuti," ungkap Muhidin.
RSUD Tarakan adalah rumah sakit pertama yang mereka datangi untuk mencari Dian.
Saroh memilih mendatangi RSUD Tarakan karena curiga terdapat satu korban yang bernama Rian berumur 24 tahun dengan catatan pulang.
"Anak saya sering dipanggil Rian sama teman-temannya," kata Saroh.
Berdasarkan pantauan Tirto, hingga tengah hari ini, terlihat beberapa keluarga datang dan pergi di RSUD Tarakan untuk mencari nama anak-anaknya atau kerabatnya yang hilang kontak usai aksi 22 Mei.
Korban di RSUD Tarakan banyak yang masih berada di bawah umur. Bahkan, umur termuda ada di usia 13 tahun.
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari