Menuju konten utama
Perang Israel-Palestina

Kekuatan Militer Brigade Al Qassam di Balik Serangan Hamas

Mengukur kekuatan militer Brigade Al Qassam di balik serangan Hamas ke Israel. 

Kekuatan Militer Brigade Al Qassam di Balik Serangan Hamas
Orang-orang bersenjata Hamas Palestina yang bertopeng mengambil bagian dalam pemakaman militan Hamas Mahmoud al-Nabahin, 24, di kamp pengungsi Buriej, Jalur Gaza tengah, (Foto AP/ Khalil Hamra)

tirto.id - Perang Israel dan Hamas Palestina telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dalam empat hari terakhir. Konflik berkepanjangan itu kembali memanas saat Hamas melakukan serangan kejutan pada Sabtu, 7 Oktober 2023.

Gempuran itu disebut paling mematikan bagi Israel dalam lima dekade terakhir sejak tragedi Yom Kippur. Sehari setelah dihantam Hamas, Israel mendeklarasikan perang dan melakukan serangan balasan dengan menggempur jalur Gaza lewat udara.

Seperti dilaporkan Aljazeera, Israel telah mengumumkan "blokade total" terhadap Gaza, termasuk larangan masuknya pasokan air, makanan, dan bahan bakar sebagai bagian dari tindakan pembalasan setelah serangan Hamas.

Blokade total oleh tentara Israel dinilai akan membuat penduduk Palestina kelaparan dan merupakan kejahatan perang di bawah undang-undang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Profil Brigade Al-Qassam dan Kekuatannya

Pasukan yang berada di balik serangan Hamas ke Israel itu adalah Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata milik Hamas. Mereka menyebut serangan itu sebagai Operasi Badai Al-Aqsa.

"Operasi Badai Al-Aqsa berjalan sesuai rencana," kata juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Antara News.

Abu Hubaidah mengatakan, melalui serangan ini, "perlawanan Palestina dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas agresinya terhadap Masjid suci Al-Aqsa dan para pejuang Palestina yang ditahan."

"Ini adalah kesempatan bersejarah untuk mengalahkan pendudukan," lanjut juru bicara tersebut, sambil menyerukan kepada warga Palestina di Tepi Barat dan di dalam Israel untuk "terlibat dalam pertempuran."

Brigade Al-Qassam adalah sayap bersenjata milik Hamas Palestina. Berdasarkan data dari CIA, sayap militer Hamas pada tahun 2023 diperkirakan memiliki 20-25.000 pejuang.

Sayap militer Hamas dipersenjatai dengan senjata ringan, termasuk inventaris roket improvisasi, rudal anti-tank, dan kemampuan mortir. Hamas memperoleh senjatanya melalui penyelundupan atau konstruksi lokal dan menerima sejumlah dukungan militer dari Iran.

Pada tahun 2017, Hamas dan PIJ mengumumkan pembentukan "ruang operasi bersama" untuk mengoordinasikan kegiatan sayap-sayap bersenjata mereka; pada akhir tahun 2020, formasi itu terdiri dari 12 kelompok militan yang beroperasi di Gaza dan telah melakukan latihan bersama pertamanya.

Combating Terrorism Center (CTC) pernah menulis tentang ini dalam artikel yang rilis pada September 2014. Menurut laporan dari sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, mereka mampu menembakkan sekitar 3.600 roket ke Israel, termasuk jenis dan jumlah berikut ini:

  • 11 - R160 (jarak jauh)
  • 22 - J80 (jarak menengah)
  • 185 - M75 (jarak menengah)
  • 64 - M55/Fajr 5 (jarak menengah)
  • 3344 - Grad/Qassam/Katyusha/mortir (jarak pendek)

European Council on Foreign Relations (ECFR) menulis, Brigade al-Qassam (IQB) didirikan pada tahun 1991 sebagai sayap militer Hamas.

Brigade ini merupakan kelompok terbesar dan paling lengkap yang beroperasi di Gaza dan telah bertempur dalam beberapa perang melawan Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini secara signifikan meningkatkan kapasitas rudal dan roketnya, serta telah bereksperimen dengan drone dan pasukan komando bawah air dengan keberhasilan yang terbatas. IQB juga memiliki pasukan keamanan internalnya sendiri (al-Majd).

IQB telah mengaku bertanggung jawab atas banyak serangan terhadap warga sipil Israel, termasuk serangan bom bunuh diri. IQB dipimpin oleh Mohammed Deif. Wakilnya adalah Marwan Issa.

Meskipun pusat kekuasaannya tetap berada di Gaza, IQB juga mempertahankan kegiatan di Tepi Barat, termasuk di kota utara Jenin di mana mereka bekerja sama dengan Brigade Syuhada al-Aqsa milik Fatah dan Brigade al-Quds milik Jihad Islam di bawah payung apa yang disebut sebagai 'Batalyon Jenin'.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Politik
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto