Menuju konten utama
Harta Kekayaan Pejabat Publik

Kejanggalan Harta Rafael Dapat jadi Petunjuk Awal Mengusut Kasus

Harta kekayaan yang diklarifikasi dan tidak bisa dibuktikan asal-usulnya dapat menjadi indikasi terjadinya suatu penyimpangan.

Kejanggalan Harta Rafael Dapat jadi Petunjuk Awal Mengusut Kasus
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyampaikan konferensi pers di kantor KPK, Jakarta, Rabu (18/9/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz.

tirto.id - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata menyebut, kejanggalan asal-usul harta eks pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo dapat menjadi petunjuk awal pengusutan kasus korupsi.

“Bisa [dijadikan petunjuk awal pengusutan kasus korupsi]. KPK juga pernah punya pengalaman dari LHKPN dan dari PPATK, di mana kita mendapat transaksi yang mencurigakan," kata Alex dalam keterangannya, Selasa, 28 Februari 2023.

Alex menyebut, harta kekayaan yang diklarifikasi yang tidak bisa dibuktikan asal-usulnya dapat menjadi indikasi atau refleksi terjadinya suatu penyimpangan.

Alex juga menyebut, pihaknya menerima laporan banyaknya pejabat yang memiliki harta yang tidak sesuai dengan profilnya sebagai aparatur sipil negara (ASN). Tidak hanya yang kepalang tinggi, kata Alex, bahkan ada sejumlah laporan harta pejabat yang mencurigakan karena terlampau rendah jika dibandingkan dengan besaran pendapatannya.

“Sebetulnya banyak pejabat kita yang melaporkan harta kekayaannya kalau kita lihat profilnya enggak match. Saya mendapat forward ternyata pejabat keuangan kaya-kaya. Ada juga yang menyampaikannya sekalipun pejabat sangat rendah,” tambahnya.

Untuk itu, Alex mengatakan, KPK tidak hanya fokus pada pejabat yang memiliki banyak harta, tetapi juga pejabat yang memiliki harta sedikit tapi tidak masuk akal

“Sebab, mereka bisa saja menutupi asetnya agar tidak terlacak. Jangan-jangan banyak aset yang diatasnamakan orang lain dan tidak dilaporkan. Karena kalau kita lihat posisinya sangat strategis, tetapi laporannya sangat rendah, nilai cash-nya saja dibawah Rp100 juta, penghasilan dia perbulan puluhan juta. Nah, ini kan kami juga bertanya-tanya," katanya.

Nasib Rafael Alun Trisambodo turut terimbas kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya, Mario Dandy Satrio. Dandy terlibat kasus penganiayaan yang menyebabkan David, salah satu anak dari kader GP-Ansor mengalami luka serius.

Kasus ini kemudian melebar hingga akhirnya warganet menyoroti gaya hidup mewah Mario Dandy, hingga berujung kepada nilai harta kekayaan ayahnya yang dianggap 'janggal'.

Mengutip Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dirilis pada 2021, nilai kekayaan Rafael Alun mencapai Rp56,1 miliar. Selama 11 tahun, harta kekayaan Rafael mengalami peningkatan sekitar Rp35 miliar. Saat itu pada 2011, harta kekayaan dilaporkan ke KPK sudah Rp21 miliar.

Dari total Rp51 miliar, Rafael Alun diketahui memiliki 11 bidang tanah dan bangunan. Lima di antaranya di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Total luas tanah adalah 2.837 meter. Namun, dalam LHKPN disebutkan tanah dan bangunan di Jakarta dua merupakan hasil sendiri dan dua hibah tanpa akta.

Selain bidang tanah dan bangunan, harta kekayaan lain Rafael Alun meliputi alat transportasi dengan total Rp425 juta. Berupa mobil Toyota Camry Sedan tahun 2008, seharga Rp125 juta dan mobil Toyota Kijang tahun 2018 seharga Rp300 juta.

Sedangkan harta bergerak lainnya Rp420 juta, surat berharga Rp1,5 miliar, kas Rp1,3 miliar, dan harta lainnya Rp419 juta.

Baca juga artikel terkait RAFAEL ALUN TRISAMBODO atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Hukum
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Abdul Aziz