Menuju konten utama
Pendidikan Ekonomi

Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Makro, Serta Tujuan dan Pengaruhnya

Kebijakan moneter merupakan satu bagian dari kebijakan makro ekonomi dalam mendukung sasaran ekonomi makro.

Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Makro, Serta Tujuan dan Pengaruhnya
petugas menghitung pecahan dolar as di salah satu gerai penukaran mata uang asing di jakarta, rabu (12/8). nilai tukar rupiah terhadap dolar as pada perdagangan rabu (12/8) ditutup pada kisaran rp.13.800. antara foto/rivan awal lingga/kye/15

tirto.id - Kebijakan moneter merupakan satu bagian dari kebijakan makro ekonomi dalam mendukung sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan, perluasan kesempatan kerja, pemerataan distribusi pendapatan, kestabilan harga dan keseimbangan neraca pembayaran.

Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (bank sentral) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada akhirnya akan mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

Dilansir dari situs Sumber Belajar Kemendikbud, kebijakan moneter merupakan satu bagian dari kebijakan makro ekonomi dalam mendukung sasaran ekonomi makro.

Melalui kebijakan moneter dalam ekonomi makro, bank sentral mempunyai otoritas moneter yang mengatur peredaran uang di masyarakat dan mengalokasikan uang yang beredar serta memengaruhi tingkat suku bunga.

Pilihan Penetapan Kebijakan Moneter

Situs Sumber Belajar Kemendikbud menyebutkan terdapat 3 pilihan yang dapat dilakukan dalam menetapkan kebijakan moneter, yakni sebagai berikut:

1. Memilih tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Hal ini merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah ketika akan mengambil suatu kebijakan moneter. Pemerintah perlu menimbang apakah kebijakan yang diambil dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi suatu negara atau tidak.

2. Memilih tingkat inflasi yang rendah

Kebijakan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebijakan mana yang dapat memberikan hasil paling efektif untuk menekan laju inflasi.

3. Menetapkan sasaran yang akan dicapai

Sasaran utama kebijakan moneter adalah untuk mengendalikan laju inflasi. Terkait dengan hal tersebut sangat penting dalam memperyimbangkan setiap instrument yang akan digunakan agar mengacu pada sasaran yang ingin dicapai.

Tujuan dan Pengaruh dari Kebijakan Moneter

Sasaran utama dari kebijakan moneter adalah mengendalikan laju inflasi. Oleh karena itu, pemerintah melalui Bank Sentral bertindak sebagai pemegang otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam rangka mencapai kestabilan ekonomi.

Mengutip dari modul Ekonomi Kelas X (2020), berikut beberapa tujuan dan pengaruh yang ditimbulkan dari adanya kebijakan moneter:

1. Menjaga stabilitas ekonomi

Perekonomian suatu negara akan terganggu jika jumlah uang yang beredar melebihi atau lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang beredar. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya inflasi atau deflasi pada suatu negara tersebut.

Oleh karena itu, kebijakan moneter sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dengan cara mengupayakan jumlah uang yang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa.

b. Menjaga stabilitas harga

Jalannya suatu perekonomian sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga barang dan jasa. Harga yang tinggi dapat berakibat pada turunnya permintaan yang selanjutnya berdampak pada turunnya produktivitas dunia usaha.

Oleh karena itu, melalui kebijakan moneter pemerintah perlu menjaga kestabilan harga barang dan jasa. Jika harga terlalu tinggi pemerintah bisa mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, demikian pula sebaliknya.

c. Meningkatkan kesempatan kerja

Perekonomian yang stabil akan mendorong dunia usaha untuk melakukan investasi baru yang pada akhirnya dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesempatan kerja.

d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran

Salah satu bentuk kebijakan moneter adalah dengan menjalankan kebijakan devaluasi atau menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.

Melalui kebijakan devaluasi, harga barang di dalam negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan menggunakan valuta asing, dan pada akhirnya dapat meningkatkan ekspor ke luar negeri.

Efek selanjutnya yang terjadi adalah hal ini dapat meningkatkan ekspor yang berdampak pula pada neraca perdagangan dan neraca pembayaran tidak mengalami defisit dan tidak menutup kemungkinan dalam posisi surplus.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN MONETER atau tulisan lainnya dari Anisa Wakidah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Anisa Wakidah
Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Maria Ulfa