Menuju konten utama

KCIC Bantah Kereta Cepat Whoosh Jadi Penyebab WIKA Rugi

Dalam proses pembangunannya Whoosh telah mempertimbangkan banyak hal.

KCIC Bantah Kereta Cepat Whoosh Jadi Penyebab WIKA Rugi
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung melintas di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (16/10/2023). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.

tirto.id - Operator kereta cepat Whoosh, PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC) bersama konsorsium Cina membantah tudingan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung Budi Waskito, bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menjadi penyebab BUMN karya tersebut merugi. Sebab, dalam proses pembangunannya Whoosh telah mempertimbangkan banyak hal yang sebelumnya telah dikoordinasikan dulu bersama stakeholder yang terlibat.

“Dalam proses pembangunannya, proyek Kereta Cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikoordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat,” kata Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa dalam keterangan resminya, dikutip Tirto, Rabu (17/7/2024).

Terkait klaim sekitar Rp5 triliun yang ditagih oleh Agung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu, harus melalui prosedur administrasi. Ini agar dana yang keluar dari KCIC dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dari sisi keuangan, sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

“Dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC harus melalui prosedur administrasi, agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik termasuk dari sisi keuangan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” ujar Eva.

Sementara itu, Eva menegaskan, pembangunan KCJB ditujukan untuk kemajuan transportasi Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung, melalui transportasi massal ramah lingkungan yang modern.

“Operasional Whoosh terus mengalami peningkatan di mana jumlah perjalanan terus bertambah dari 14 perjalanan reguler per hari di Oktober 2023, menjadi 48 perjalanan reguler per hari sejak Mei 2024. Selanjutnya pada awal tahun 2025 di programkan jumlah perjalanan kereta dapat mencapai hingga 62 per hari,” imbuhnya.

Sebelumnya, dalam RDP dengan Komisi IV DPR, Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengungkapkan bahwa di sepanjang 2023 Perseroan harus menanggung rugi sebesar Rp7,12 triliun, naik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp59,59 miliar. Peningkatan kerugian itu disebabkan dua hal, beban bunga dan beban lain-lain.

“Jadi ada dua komponen. Yang pertama adalah beban bunga yang cukup tinggi, kedua adalah beban lain-lain di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat yang tiap tahun juga cukup besar,” jelasnya, dikutip Rabu (17/7/2024).

Perlu diketahui, PSBI adalah anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang menggenggam mayoritas saham KCIC, yakni sebesar 60 persen. Sementara WIKA, yang merupakan salah satu bagian dari konsorsium KCIC menggenggam saham sebesar 38 persen, dengan modal yang disetor kepada PSBI senilai Rp6,1 triliun.

“Penyertaannya saja sudah Rp6,1 triliun (untuk konsorsium Proyek KCJB). Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga hampir Rp12 triliun,” tambah Agung.

Untuk menyiasati tanggung renteng yang harus dibayar untuk proyek KCJB, WIKA memperoleh dana dari penerbitan surat utang alias obligasi, yang kemudian malah menimbulkan beban keuangan hingga Rp11 triliun. Pada saat yang sama, kinerja keuangan WIKA juga harus turun karena memberikan Surat Hibah Lahan (SHL) untuk periode 2019-2022.

“Pada saat infra-boom di tahun 2015-2019, di mana WIKA banyak ekspansi seperti di properti, kemudian kami banyak penugasan, Kereta Cepat Jakarta Bandung, sehingga mengalami peningkatan aset dari Rp15,29 triliun jadi Rp62 triliun pada 2019 dan bergeser pada Covid 2020-2022, kami harus menyelesaikan semua proyek. Sehingga puncaknya di tahun 2023, kami mengalami goncangan finansial yang cukup dalam,” kata Agung.

Baca juga artikel terkait KCIC atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang