Menuju konten utama

Kapolri: 5 Ledakan Bom di Surabaya Dilakukan oleh 3 Keluarga

Tito menyebut serangan bom ini tak ada kaitannya dengan agama apa pun, tapi menyalahgunakan ajaran.

Kapolri: 5 Ledakan Bom di Surabaya Dilakukan oleh 3 Keluarga
Sejumlah anggota Polisi melakukan identifikasi terhadap rumah terduga teroris pengeboman gereja di kawasan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

tirto.id - Kota Surabaya dan sekitarnya diguncang bom sebanyak lima kali dalam waktu 24 jam. Insiden terakhir terjadi Senin pagi, 14 Mei 2018, dan menewaskan empat dari lima pelaku.

Ledakan bom Senin pagi di Mapolrestabes Surabaya ini berselang 10 jam dari ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, dan hampir 24 jam dari tiga ledakan bom di tiga gereja, Minggu pagi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan pelaku bom di Mapolrestabes Surabaya diduga satu keluarga. Aksi ini dilakukan dua motor dengan lima pelaku.

“Mereka satu keluarga. Sudah teridentifikasi sama kami,” kata Tito di Mapolda Jawa Timur, Senin siang.

Tito tak menjelaskan lebih rinci identitas pelaku. Ia mengatakan, empat dari lima pelaku percobaan pemboman di Mapolrestabes Surabaya, meninggal. Hanya seorang pelaku yang merupakan anak-anak yang selamat dari insiden tersebut.

“Anak tadi terlempar dan masih selamat. Korban dari polisi yang jaga belum ada,” ucap Tito.

Saat menjelaskan soal insiden ledakan kelima, Tito tampak didampingi sejumlah petinggi polri. Ia bersama petinggi Polri lainnya mengenakan peci hitam. Menurut Tito, insiden ini tak ada hubungan dengan agama, hanya terkait jaringan teroris.

“Sekali lagi, kelompok ini tak terkait masalah keagamaan, namun pemikiran yang salah gunakan ajaran. Ini tak terkait agama apa pun,” kata Tito.

Libatkan 3 Keluarga

Soal keterlibatan keluarga dalam insiden ini, Tito lebih lanjut menjelaskan jika lima insiden yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya dilakukan tiga keluarga berbeda. Ia merujuk aksi pertama yang dilakukan keluarga Dita Oeprianto di tiga gereja pada Minggu pagi dan kecelakaan di rusunawa yang melibatkan keluarga Anton Febriantono.

Ledakan di rumah Anton, dikatakan Tito, merupakan kecelakaan lantaran terduga pelaku yang bernama Anton Febriantono sedang menyiapkan bom pipa dengan bahan TATP atau triacetone triperoxide (TATP) yang merupakan jenis high explosive.

Tito pun menyebut Anton Febriantono merupakan teman dekat Dita Oeprianto. Keduanya aktif berkomunikasi dan pernah berkunjung ke Lapas Terorisme di Tulung Agung tahun 2016.

“Di rusunawa tersebut, bom meledak mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Satu keluarga. Saudara Anton, istrinya, dan seorang anaknya. Anaknya lagi ada 3, selamat dan terluka dan dirawat di rumah sakit Bhayangkara, Polda,” ucap Tito.

Infografik CI Ledakan di Surabaya

Masih Ditelusuri Polisi

Soal keterlibatan tiga keluarga ini, Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin mengatakan pihaknya masih melakukan penelusuran. Meski begitu, Machfud mengaku, Polri sudah memiliki data terkait ketiga keluarga yang menjadi pelaku bom,

“Semuanya satu keluarga. Satu KK [kartu keluarga]. Di Rusunawa Sidoarjo, pelakunya bapak, ibu, dan anak. Tiga TKP [gereja], satu KK. Kejadian di Polrestabes Surabaya, korbannya ada empat, dalam satu KK,” kata Machfud.

Meski begitu, Tito yang duduk di samping Machfud mengatakan, Polri akan mengkroscek seluruh data yang ada dengan melakukan tes DNA kepada keluarga pelaku.

“Nanti kami kroscek dulu dengan keluarganya dan saksi yang ada di kediamannya. Nanti disampaikan ke publik,” kata Tito.

Sejauh ini, informasi di atas terkait serangan bom baru disampaikan Polri. Belum ada sumber informasi lain di luar kepolisian yang mau memberikan keterangan soal kejadian di Surabaya ini.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari Mufti Sholih

tirto.id - Hukum
Reporter: Mawa Kresna
Penulis: Mufti Sholih
Editor: Mufti Sholih