Menuju konten utama

Kapan Musim Hujan Datang? Begini Penjelasan dan Prediksi BMKG

Penjelasan lengkap BMKG soal kapan perkiraan hujan akan terjadi di Indonesia.

Kapan Musim Hujan Datang? Begini Penjelasan dan Prediksi BMKG
Ilustrasi hujan. foto/istockphoto

tirto.id - Kabar gembira bagi warga Indonesia karena BMKG memprediksi musim kemarau akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober ini.

Awal November diprediksi musim hujan akan turun secara bertahap. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menyampaikan bahwa awal musim hujan tidak terjadi serentak di seluruh wilayah Indonesia, karena tingginya keragaman iklim. Sementara puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari - Februari 2024.

"Artinya pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Selain itu, Dwikorita Karnawati juga mewanti-wanti masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran lantaran kemarau kering masih belum berakhir.

Penyebab Cuaca Panas Ekstrem Akhir-Akhir Ini

Sepekan terakhir seluruh daerah Indonesia memang masih dilanda suhu panas yang cukup terik pada siang hari. BMKG mengungkap penyebab dari fenomena suhu panas tersebut di antaranya faktor minimnya pertumbuhan awan, hingga posisi semu matahari.

Berikut penjelasan lebih lengkap BMKG tentang penyebab cuaca panas terik di beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini.

1. Minimnya pertumbuhan awan

Akhir-akhir ini kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia khususnya Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca cerah sehingga tingkat pertumbuhan awan sangat minim terutama pada siang hari.

Kondisi tersebut menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari terasa sangat terik.

2. Posisi semu matahari

Terhitung dari September hingga awal Oktober ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara memperoleh pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya, dimana pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.

Meski begitu, fenomena astronomis bukanlah factor satu-satunya dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi.

Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini di beberapa wilayah Indonesia.

Baca juga artikel terkait CUACA PANAS atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari