tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca panas di Indonesia bisa menembus suhu 40 derajat celsius pada Oktober 2023. Lalu, apakah Indonesia akan mengalami heat wave atau gelombang panas?
Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menjelaskan bahwa Indonesia setidaknya sudah enam kali mengalami cuaca panas ekstrem dengan suhu mencapai 40 derajat celsius.
"Dalam sejarahnya, Indonesia sudah pernah mengalami suhu mencapai 40 derajat celsius," tegas Supari saat dihubungi redaksi Tirto.
"Oktober ini berpeluang terjadi suhu mencapai 40 derajat celsius utamanya di wilayah selatan Indonesia karena puncak kemarau kering akibat el nino bersamaan dengan posisi matahari di selatan Indonesia. Tapi bukan berarti jaminan pasti terjadi," tambahnya.
Suhu tinggi tersebut tercatat di berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Ambon.
Riwayat Suhu 40 Derajat Celsius di Indonesia Menurut BMKG
Berdasarkan data BMKG, berikut riwayat suhu 40 derajat celsius yang pernah terjadi di Indonesia:
- 40,6 derajat celsius tercatat di Stasiun Klimatologi Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada 16 Agustus 1997 (saat itu terjadi El Nino kuat)
- 40,2 derajat celsius tercatat di Stasiun Geofisika Kotabumi, Lampung, pada 21 dan 31 Oktober 2006
- 40,1 derajat celsius tercatat di Stasiun Meteorologi Geser, Ambon, pada 23 November 1990
- 40 derajat celsius tercatat di Stasiun Meteorologi Nanga Pinoh, Kalimantan Barat, pada 8 Agustus 1994
- 40 derajat celsius tercatat di Stasiun Meteorologi Jatiwangi, Majalengka, pada 12 Oktober 2002
- 40 derajat celsius tercatat di Stasiun Meteorologi Tual, Ambon, pada 21 November 2012
Meski suhu sudah mencapai angka 40 derajat celsius, bukan berarti Indonesia mengalami heat wave atau gelombang panas.
Perlu diketahui bahwa suatu wilayah disebut mengalami gelombang panas apabila suhu maksimum harian lebih tinggi lima derajat celsius dari suhu maksimum rata-rata dan terjadi selama lima hari berturut-turut.
"Kejadian suhu ekstrem 40 derajat celsius atau lebih di Indonesia umumnya hanya berlangsung satu hari," katanya.
Sejauh ini Indonesia diketahui belum pernah mengalami heat wave meskipun pernah merasakan cuaca panas ekstrem. Hal ini disebabkan Indonesia berupa negara kepulauan dan dikelilingi banyak laut.
Air atau lautan bertindak layaknya radiator atau pendingin yang bisa mencegah peningkatan suhu terlalu tinggi.
Selain itu, laut dan daratan juga memiliki tekanan yang berbeda. Perbedaan tekanan ini menciptakan sirkulasi udara yang akhirnya dapat menurunkan suhu panas.
Penyebab Suhu Panas Ekstrem di Indonesia
BMKG mengungkapkan bahwa setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya cuaca panas di Indonesia saat ini, yaitu:
1. Dampak El Nino
El Nino adalah fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah. Fenomena ini menyebabkan berkurangnya pembentukan awan di wilayah Indonesia. Akibatnya, curah hujan menurun dan sinar matahari langsung mengenai permukaan bumi dan menghasilkan suhu yang lebih panas.
2. Posisi semu matahari
Pada Oktober ini, matahari diketahui berada di sekitar 10 lintang selatan. Hal ini membuat wilayah bagian selatan ekuator seperti Jawa, Bali, NTB, dan NTT merasakan panas lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Jika mengacu pada riwayat suhu ekstrem yang dicatat oleh BMKG, suhu 40 derajat celsius yang terjadi di Lampung (2006) dan Majalengka (2002) juga terjadi pada bulan Oktober.
Jadi, Indonesia yang sekarang terkena dampak El Nino berpotensi kembali mengalami suhu ekstrem hingga 40 derajat celsius pada Oktober ini, terutama wilayah di selatan ekuator karena pengaruh posisi semu matahari.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari