Menuju konten utama
Sejarah Hari Ini

Kapan Hari Infanteri Diperingati dan untuk Mengenang Peristiwa Apa?

Sejarah Hari Infanteri 15 Desember dan peristiwa yang melatarbelakangi peringatan Hari Infanteri.

Kapan Hari Infanteri Diperingati dan untuk Mengenang Peristiwa Apa?
Sejumlah wisatawan mengamati pesawat P.51 Mustang koleksi Museum Isdiman di kompleks Monumen Palagan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/4). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id - Hari Infanteri merupakan hari peringatan terhadap kemenangan Paduka Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin olej Kolonel Soedirman dalam pertempuran Ambarawa.

Hari Infanteri atau juga dikenal sebagai Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat diperingati pada 15 Desember.

Pertempuran Ambarawa terjadi di Indonesia di mana sekutu memberikan embel-embel akan merehabilitasi tawanan perang mantan penjajah.

Alih-alih demikian, sekutu malah memunculkan peperangan di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah.

Indonesia saat itu sudah memproklamasikan kemerdekaannya dan masih terbilang belum fasih dalam hal pengurusan negara. Namun, sekutu masih ingin menguasai sumber rezekinya.

Dilansir dari Kemendikbud, pada 20 Oktober 1945 tentara sekutu yang harusnya mengurus tawanan perang di penjara Ambarawa dan Magelang, justru memboncengi NICA yang mempersenjatai tawanan tersebut.

Hal itu menyulut kebencian serta perasaan tidak senang pribumi sehingga pecah insiden antara TKR dan tentara sekutu pada 26 Oktober 1945.

Setelah melalui banyak pertempuran, kekuatan sekutu yang berada di Benteng Willem berhasil dikepung TKR selama 4 hari 4 malam.

Hal itu menyebabkan kedudukan sekutu terjepit dan mundur dari Ambarawa tepat 15 Desember 1945.

Untuk mengenang peristiwa ini, dibuat Monumen Palagan Ambarawa yang menjadi bukti nyata kerasnya pejuang yang saat ini berusaha mati-matian untuk mempertahankan wilayah kekuasaan Indonesia.

Dikutip dari BOB, selain sebagai simbol keberanian, di dalam monumen juga dibangun Museum Isdiman yang ditujukan untuk mengenang jasa Letkol Isdiman dan mengapresiasi usahanya yang telah gugur dalam pertempuran merebut dua desa di Ambarawa.

Letkol Isdiman merupakan perwira terbaik dari Komandan Divisi V Banyumas yang kini lebih dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Namanya turut dikenang abadi dalam Monumen Palagan Ambarawa sebagai sebuah museum yang dibangun menyerupai bentuk rumah Joglo.

Di dalam museum tersebut tersimpan banyak koleksi senjata serta pakaian yang dipakai semasa pertempuran Ambarawa.

Monumen Palagan Ambarawa menjadi bangunan yang sarat akan makna perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah.

Setelah bertahun-tahun berlalu, monumen tersebut akhirnya selesai dibangun dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.

Peresmian yang menjadi pertanda berdirinya monumen secara resmi itu berlangsung pada 15 Desember 1974, di tanggal yang sama seperti saat pertempuran Ambarawa terjadi.

Melalui peristiwa pertempuran di Ambarawa diharapkan dapat menyadarkan warga negara Indonesia dalam menjunjung tinggi rasa nasionalisme, khususnyanya dalam hal persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Baca juga artikel terkait HARI INFANTERI atau tulisan lainnya dari Versatile Holiday Lado

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Versatile Holiday Lado
Penulis: Versatile Holiday Lado
Editor: Dhita Koesno