Menuju konten utama

Kapan Awal Ramadhan 2025 Malaysia, Apa Sama dengan Indonesia?

Kapan awal Ramadhan 2025 Malaysia, apakah sama dengan Indonesia? Cek bagaimana penetapan hari pertama puasa Ramadhan di Malaysia.

Kapan Awal Ramadhan 2025 Malaysia, Apa Sama dengan Indonesia?
Ilustrasi Ramadhan 2025. foto/istockphoto

tirto.id - Kapan awal Ramadhan 2025 di Malaysia? Mengingat Malaysia menerapkan kriteria MABIMS yang sama dengan Indonesia untuk penentuan hari pertama Ramadhan 1446 H, apakah awal puasa kedua negara akan sama atau berbeda tanggal?

Dalam menentukan awal Ramadhan 2025, Malaysia menggunakan kaidah rukyah untuk melihat hilal, yang dalam bahasa setempat disebut anak bulan. Di samping itu, data hisab (perhitungan astronomi) juga berpengaruh signifikan. Hisaab ini dilakukan oleh Panel Pakar Falak (PPF) Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM).

Selanjutnya, mengutip MySumber, penyampaian kapan dimulainya Ramadhan tahun ini akan disampaikan oleh Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja, Tan Sri Syed Danial Syed Ahmad. Berkaca dari tahun lalu, pengumuman akan disiarkan melalui radio dan televisi pada 29 Syaban malam hari. Tahun ini, tanggal tersebut berkesesuaian dengan Jumat, 28 Februari.

E Central mengabarkan bahwa pengamatan hilal akan dilakukan di 29 lokasi strategis di seluruh Malaysia pada Jumat (28/2). Jika hilal berhasil diamati pada malam itu, puasa akan dimulai pada 1 Maret 2025. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Syaban akan digenapkan menjadi 30 hari. Dengan demikian, ibadah puasa baru akan dimulai pada 2 Maret 2025. Keputusan ini akan diumumkan secara resmi pada malam yang sama melalui media nasional.

Kapan Awal Puasa Ramadhan 2025 di Malaysia & Tanggal Berapa?

Berdasarkan data hisab Ramadhan 1446 H yang dirilis oleh Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia (JUPEM), tercatat pada Jumat, 28 Februari 2025 diperkirakan tinggi hilal ada titik 4 derajat 15'. Sementara itu, sudut elongasi (jarak lengkung) ada di titik 5 derajat dan 17 menit.

Di Malaysia, matahari terbenam pada Jumat (28/2) pada pukul 19.38, sedangkan hilal terbenam pukul 20.00. Umur hilal pada tanggal tersebut adalah 11 jam dan 15 menit.

Merujuk pada kriteria MABIMS, penetapan terjadinya imkanur rukyah adalah ketika ketinggian hilal di atas ufuk tidak kurang dari 3 derajat dan jarak lengkung (elongasi) tidak kurang dari 6,4 derajat.

Dalam peta yang ditampilkan oleh JUPEM, terlihat bahwa di kawasan India hingga Oseania pada hari tersebut (Jumat, 28 Februari), penampakan hilal tidak memenuhi kriteria MABIMS. Dengan mempertimbangkan hal ini, semestinya Ramadhan di Malaysia akan dimulai pada 2 Maret 2025.

Pengumuman yang akan dilakukan oleh Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja, diperkirakan berlangsung pada Jumat (28/2) mendekati kisaran pukul 20.00 malam hari.

Selaras dengan hal tersebut, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) sudah merilis jadwal imsakiyah Ramadhan 1446 H di 15 wilayah yang mencakup seluruh Malaysia, mulai dari Johor, Kelantan, Kedah, Melaka, Negeri Sembilan, hingga Terengganu. Dalam jadwal tersebut, 1 Ramadhan tertulis dimulai pada 2 Maret (2 Mac).

Awal Puasa Indonesia 2025 Apakah Sama dengan Malaysia?

Penentuan awal Ramadhan 1446 H di Indonesia akan ditetapkan melalui Sidang Isbat yang digelar oleh Kementerian Agama pada Jumat, 28 Februari 2025. Dalam menetapkan awal bulan puasa, Kemenag RI menggabungkan data hisab dengan pemantauan hilal.

Berdasarkan data hisab untuk Jumat, 28 Februari 2025, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat, menyebutkan bahwa ijtimak terjadi sekitar pukul 07.44 WIB. Ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.

Data tersebut akan dicocokkan dengan pemantauan hilal yang tahun ini diselenggarakan di 125 titik di seluruh Indonesia. Jika hilal terlihat pada Jumat (28/2), berarti puasa akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, jika tidak, puasa dilaksanakan mulai Minggu, 2 Maret 2025.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2025 atau tulisan lainnya dari Satrio Dwi Haryono

tirto.id - Edusains
Kontributor: Satrio Dwi Haryono
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Fitra Firdaus