tirto.id - Presiden Donald Trump tak hanya mengumumkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel tetapi juga akan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke kota suci itu. Namun, langkah AS itu dipastikan tidak akan diikuti negara tetangga Kanada.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada Chrystia Freeland Rabu (6/12/2017) mengatakan bahwa Kanada tetap pada pendirian bahwa status Yerusalem hanya dapat diselesaikan antara Palestina-Israel.
"Kami sangat berkomitmen terhadap tujuan perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi di Timur Tengah, termasuk pembentukan negara Palestina yang hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan dengan Israel," kata Freeland dalam sebuah pernyataan usai deklarasi Trump, seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan kedutaan Kanada akan tetap berada di Tel Aviv dan kebijakan mengenai Yerusalem tidak akan berubah. Status kota tersebut hanya bisa ditentukan sebagai bagian dari perundingan damai.
"Kami menyerukan agar tenang dan terus mendukung pembangunan kondisi yang diperlukan agar para pihak bisa mencari solusi," tambah Menlu Kanada tersebut dalam keterangannya.
Sejumlah petinggi negara hingga elemen masyarakat di banyak negara menilai langkah ini akan menjadi bibit bagi konflik baru di Timur Tengah, namun Trump beranggapan sebaliknya.
Langkah Kanada ini juga diikuti Meksiko. Kementerian Luar Negeri Meksiko mengatakan bahwa mereka tidak akan memindahkan kedutaannya di Tel Aviv, Israel ke Yerusalem, meski Amerika Serikat telah melakukannya.
"Terkait keputusan Pemerintah Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Pemerintah Meksiko mengumumkan akan mempertahankan kedutaan besarnya di Tel Aviv, seperti yang terjadi selama ini dengan semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," kata pihak Kemenlu Meksiko.
Keputusan Meksiko tersebut sesuai dengan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai status Yerusalem, kata kementerian tersebut menambahkan.
Trump berketetapan bahwa kebijakannya ini adalah bagian dari pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina yang telah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu. Menurutnya AS masih berkomitmen terhadap perdamaian di wilayah tersebut.
"Keputusan ini tidak dimaksudkan, dalam cara apapun, untuk mencerminkan hilangnya komitmen kuat kami untuk memfasilitasi sebuah kesepakatan damai yang abadi. Kami menginginkan kesepakatan yang sangat baik bagi Israel dan juga untuk rakyat Palestina," kata dia.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari