tirto.id - Kalender bulan Oktober 2023 akan dimulai Minggu, 1 Oktober 2023 dan berlansung selama 31 hari. Sepanjang bulan tersebut tidak ditemukan tanggal merah yang menjadi hari libur. Tanggal merah hanya terdapat pada Minggu yang di bulan ini berjumlah empat hari.
Kendati demikian, ada berbagai momen bersejarah bagi bangsa Indonesia yang dikaitkan dengan Oktober.
Beberapa peringatan yang telah ditetapkan pada bulan Oktober yakni Hari Kesaktian Pancasila, Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Hari Sumpah Pemuda. Selain itu, ada pula Hari Santri Nasional sebagai pengingat perjuangan para santri tutut serta dalam melawan penjajah.
Semua peringatan tersebut membawa kembali pada ingatan kerasnya perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia untuk mengusahakan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga berupaya menjaga stabilitas nasional dari berbagai ancaman, seperti masuknya paham komunisme yang berimbas pada pemberontakan terhadap pemerintahan Indonesia.
Kilas Hari Bersejarah di Indonesia Bulan Oktober
Beberapa peringatan di bulan Oktober memiliki latar belakang sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Berikut kilasan peristiwa tersebut:
1. Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila merupakan peringatan yang menjadi simbol kokohnya ideologi Pancasila setelah berusaha dirongrong komunisme.
Pada 30 September 1965, orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI) makar dengan melakukan penculikan dan terhadap tujuh perwira Angkatan Darat. Jenazah para Pahlawan Revolusi tersebut dimasukkan ke sebuah sumur di daerah Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur.
Pemberontakan bernama G30S/PKI ini lalu ditumpas. Jenazah para perwira baru ditemukan 4 Oktober 1965. Mereka dimakamkan satu hari kemudian di Taman Makam Pahlawan, Kaliabata, Jakarta Selatan
Setahun kemudian, atau 1966, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Soeharto menetapkan 1 Oktober menjadi Hari Kesaktian Pancasila yang mesti diikuti semua pasukan TNI AD.
Baru pada 1967, ketika Soeharto menjadi Presiden RI kedua, dikeluarkan Keppres 153 Tahun 1967 tentang peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober yang juga diikuti seluruh masyarakat Indonesia.
2. Hari TNI
Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi pengingat lahirnya angkatan bersenjata Republik Indonesia.
Cikal bakal TNI adalah pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945 yang selanjutnya berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945. Tanggal kelahiran TKR inilah yang dijadikan Hari TNI setiap 5 Oktober.
Perjalanan TNI hingga sampai sekarang, cukup panjang. Setelah memiliki nama TKR, sebutannya berganti kembali menjadi Tentara Raepublik Indonesia (TRI) pada 23 Januari 1946. Setelah itu, TNI berdiri pada 3 Juni 1947.
TNI pernah bersatu dengan Kepolisian Negara (Polri) lalu dijuluki Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Kedua institusi lantas dipisah kembali pada 1 April 1999.
Nama ABRI lantas ditanggalkan dan kembali dengan sebutan TNI yang memiliki tiga matra/angkatan yaitu entara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD), Tentara Nasional Angkatan Udara (TNI-AU), dan Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI-AL).
3. Hari Santri Nasional
Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober. Peringatan ini sebagai momentum untuk mengenang dan meneladani perjuangan kaum santri dalam upaya penegakan kemerdekaan Indonesia. Penetapannya dilakukan lewat Keppres RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Pemilihan tanggal dikaitkan dengan peristiwa pembacaan seruan berperang (jihad) dari KH Hasyim Asy'ari untuk masyarakat Indonesia pada 22 Oktober 1945.
Kala itu, seluruh umat Islam Indonesia diseru agar turun berperang melawan sekutu yang ingin menjajah Indonesia kembali setelah dilakukannya proklamasi kemerdekaan. Tentara sekutu dengan dimotori Inggris, hendak mengambil alih tanah jajahan yang sebelumnya dikuasai Jepang.
4. Hari Sumpah Pemuda
Hari Sumpah Pemuda adalah peringatan yang sangat masyhur karena menjadi salah satu tonggak bersatunya berbagai elemen bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Peringatannya dilakukan setiap 28 Oktober. Peristiwa yang mendasarinya merujuk pada Kongres Pemuda II yang dilaksanakan di Jakarta pada 28 Oktober 1928.
Saat itu para pemuda dari berbagai wilayah Nusantara bertemu di satu tempat. Pada kongres kedua, disepakati tentang rumusan Sumpah Pemuda. Isi Sumpah Pemuda mengenai tekad para pemuda untuk tetap satu bangsa, satu tanah air, dan menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari