tirto.id - Kaleidoskop bulu tangkis Indonesia sepanjang tahun 2021 diwarnai aneka momen pahit maupun manis. Dari nasib buruk Tim Merah Putih di All England 2021, kejutan manis di Olimpiade Tokyo 2020, kembalinya Piala Thomas (Thomas Cup) ke Tanah Air.
Disusul rangkaian kejuaraan Indonesia Badminton Festival di Bali, lalu terakhir keputusan mengejutkan PBSI yang menarik diri dari BWF World Championship 2021 (Kejuaraan Dunia BWF) di Huelva, Spanyol.
Januari-Februari
Tim bulu tangkis Indonesia membuka tahun 2021 dengan hasil yang cukup menggembirakan. Merah Putih sukses membawa pulang 1 gelar juara dari rangkaian turnamen pada bulan Januari di Thailand. Seri Asian Leg dihelat sebagai pengganti deretan kejuaraan papan atas pada musim 2020 yang batal akibat pandemi Covid-19.
Pada kesempatan ini ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses menyabet gelar juara di ajang Yonex Thailand Open Super 1000. Tapi sayang, kesempatan menambah gelar di ajang BWF World Tour Finals 2020 harus pupus, usai ganda putra senior Mohamad Ahsan/Hendra Setiawan hanya finis sebagai runner-up.
Maret-Mei
Pada pertengahan bulan Maret 2021 para pebulutangkis papan atas Indonesia sejatinya memiliki agenda besar dalam kejuaraan All England 2021 di Birmingham, Inggris. Namun sayang turnamen ini berujung pahit bagi kontingen Merah Putih yang dipaksa mundur, usai terdeteksi berada dalam penerbangan yang sama dengan salah satu penumpang positif Covid-19.
Tentu saja ini menjadi kerugian besar bagi skuad Indonesia, mengingat sebelum berlakunya keputusan pencoretan, beberapa atlet Merah Putih sudah sempat turun berlaga dan banyak dari mereka yang memetik kemenangan. Tak hanya dipaksa mundur, tim Indonesia juga sempat menjalani isolasi beberapa hari di Inggris.
Nihil gelar di All England kemudian berhasil ditebus saat turnamen Spain Masters 2021, yang dihelat pertengahan bulan Mei di Huelva, Spanyol. Skuad Indonesia tampil trengginas di turnamen Super 300 ini, dibuktikan dengan meloloskan wakil pada final ke-5 sektor yang dipertandingkan.
Meski demikian, pada akhir turnamen Tim Indonesia gagal menyapu bersih seluruh gelar, usai tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo takluk di tangan pemain Prancis, Toma JuniorPopov pada partai final. Spain Masters 2021 juga menandai kebangkitan sektor tunggal putri nasional, lewat keberhasilan pemain 19 tahun Putri Kusuma Wardani yang menjejak podium tertinggi.
Juni-Agustus
Mulai periode bulan Juni fokus seluruh atlet Indonesia tertuju kepada gelaran akbar Olimpiade Tokyo 2020, yang sempat tertunda setahun lamanya. Kejutan datang dari cabor bulu tangkis yang memang kerap menjadi tumpuan untuk mendulang medali.
Pada awal kejuaraan semua mata tertuju ke sektor ganda putra, mengingat Merah Putih punya modal pasangan nomor 1 dan 2 dunia, yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (rank 1) serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (rank 2).
Namun pada akhir kejuaraan justru ganda putri Greysia/Apriyani yang tampil sebagai pahlawan. Pasangan putri terbaik Indonesia itu di luar dugaan sanggup menembus final. Mereka bahkan sukses menundukkan ganda Cina, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di partai puncak.
Greysia/Apriyani menjadi satu-satunya kontingen Indonesia yang suksesm membawa pulang medali emas dari Olimpiade Tokyo. Adapun di sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting berhasil mengamankan medali perunggu. Pada laga playoff juara 3, Ginting menundukkan wakil Guatemala, Kevin Cordon, lewat pertarungan straight game.
September-Oktober
Agenda tunamen besar bulu tangkis pada September 2021 diisi oleh gelaran Kejuaraan Dunia tim bulu tangkis campuran atau dikenal lewat sebutan Piala Sudirman 2021 di Vantaa, Finlandia. Hasil buruk menimpa tim beregu Indonesia, yang di luar dugaan takluk 2-3 di tangan Malaysia pada babak perempat final.
Untungnya kegagalan Piala Sudirman bisa dibayar kontan saat ajang Piala Thomas & Uber pada bulan Oktober di Denmark. Pada kejuaraan ini skuad putra Indonesia berhasil merengkuh gelar juara Piala Thomas 2021, usai menundukkan Tim Cina dengan skor 3-0 di final.
Kemenangan tim putra Indonesia sekaligus menyudahi penantian panjang selama 19 tahun untuk mengambalikan Piala Thomas ke Tanah Air. Capaian ini tercatat sebagai gelar ke-14 Piala Thomas bagi Indonesia, sekaligus menegaskan sebagai negara tersukses di kejuaraan dunia bulu tangkis beregu putra.
Usai gelaran Piala Sudirman juga Thomas Uber Cup 2021, agenda turnamen bulu tangkis dilanjutkan dengan beberapa seri turnamen BWF World Tour di Eropa, yakni: Denmark Open, French Open, juga Hylo Open.
November-Desember
Agenda turnamen badminoton pada akhir tahun 2021 diisi oleh rangkaian 3 turnamen dalam ajang Indonesia Badminton Festival di Nusa Dua, Bali. Ketiga kejuaraan tersebut adalah Indonesia Master 2021 (Super 750), Indonesia Open 2021 (Super 1000), serta BWF World Tour Finals 2021.
Dari deretan kejuaraan tersebut kontingen tuan rumah sukses mengamankan 1 gelar juara Indonesia Open, lewat ganda putra Marcus/Kevin. Sejatinya pasangan berjuluk The Minions tersebut juga mampu menembus laga puncak Indonesia Master dan BWF World Tour Finals 2021. Namun sayang, peluang mereka menambah gelar digagalkan oleh wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Sementara itu pada ajang Kejuaraan Dunia atau BWF World Championship 2021 yang dihelat pertengahan Desember di Huelva, Spanyol, PBSI merilis keputusan mengejutkan.
Badan tertinggi bulu tangkis Indonesia itu memutuskan untuk menarik diri dari ajang Kejuaraan Dunia 2021, dengan alasan meningkatnya ancaman varian baru Covid-19 Omicron di berbagai negara.
Terlepas dari itu, Indonesia tetap punya wakil dalam BWF World Championship 2021, lewat ganda campuran Dejan Ferdiansyah/Sereka Kani, yang berkiprah di luar pelatnas PBSI. Dalam turnamen ini langkah Dejan/Serena terhenti di babak 32 besar oleh wakil Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Lohau.
Editor: Iswara N Raditya