tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku bangga dan senang ketika kakeknya, Almarhum Abdurrahman Baswedan, menjadi salah satu tokoh yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada Kamis (8/11/2018) kemarin. Anies mengingat masa kecilnya sebagai 'juru tulis' kakeknya ketika ia masih di bangku Sekolah Dasar (SD).
"Nah, ketika SD, beliau tiap hari kirim surat, saya jadi juru tulisnya. Jadi duduk di mesin ketik. Saya yang ketik, dia yang mendikte. Nah, yang ditulis saya tidak ingat, karena selalu kalau abis mendikte di ujung surat itu selalu bilang, "surat ini saya diktekan dan diketik oleh cucu saya Anies"," kata Anies, Kamis (8/11/2018) kemarin.
Anies mengaku tumbuh besar bersama kakeknya di rumahnya di Yogyakarta. Bisa dikatakan, Anies menghabiskan banyak waktu dengan kakeknya.
"Karena kalau zaman dulu, anak cucu satu rumah semuanya jadi ibu saya, anak ibu masih tinggal bersama dengan kakek nenek. Jadi pulang TK itu kakek biasanya jemput karena rumah dengan TK enggak jauh," kata Anies.
Ia juga mengaku bahwa kakeknya adalah seorang wartawan hingga akhir hayat. Setiap hari Abdurrahman Baswedan selalu membawa kamera dan alat perekam kemana pun.
"Hari ini ada ratusan koleksi kaset rekaman semua pembicaraan dengan siapapun pasti direkam. Sehingga semua pembicaraan semua itu hampir pasti mau enggak mau harus bermutu karena direkam," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 6 tokoh bangsa pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2018, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/11) siang.
Sebagaimana dilansir dari Setkab, keenam tokoh bangsa yang mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123/TK/Tahun 2018 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional tertanggal 6 November 2018 itu adalah:
- Almarhum Abdurrahman Baswedan, tokoh dari Provinsi DI Yogyakarta;
- Almarhumah Agung Hajjah Andi Depu, tokoh dari Provinsi Sulawesi Barat;
- Almarhum Depati Amir, tokoh dari Provinsi Bangka Belitung;
- Almarhum Mr. Kasman Singodimedjo, tokoh dari Provinsi Jawa Tengah;
- Almarhum Ir. H. Pangeran Mohammad Noor, tokoh dari Provinsi Kalimantan Selatan; dan
- Almarhum Brigjen KH Syam’un, tokoh dari Provinsi Banten.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Yantina Debora