Menuju konten utama

Kadin Kritik Jalan Tol Lebih Banyak Dimanfaatkan Kendaraan Pribadi

Wakil Ketua Umum Kadin menyebut jalan tol lebih banyak dimanfaatkan kendaraan golongan I alias kendaraan pribadi.

Kadin Kritik Jalan Tol Lebih Banyak Dimanfaatkan Kendaraan Pribadi
Kendaraan melintas di jalan tol Jakarta-Tangerang, Banten, Senin (28/10/2019). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

tirto.id - Jalan tol ternyata lebih banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, ketimbang kendaraan-kendaraan umum ataupun jenis kendaraan truk sampai kontainer yang notabene berhubungan langsung dengan sektor produksi dan manufaktur malah jarang.

“Kalau liat jalan tol per golongannya lebih banyak untuk golongan I atau mobil pribadi. Sisanya truk, bis, angkutan kontainer malah enggak,” ucap Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan SDM bidang Konstruksi dan Infrastruktur Kadin Indonesia, Dandung Sri Harninto dalam paparannya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/11/2019).

“Sebenarnya ini bangun infrastruktur untuk mendongkrak ekonomi tapi utilisasinya untuk personal saja,” tambahnya.

Pernyataan Dandung berkaca pada data volume lalu lintas tol Palembang - Indralaya di Sumatra Selatan yang beroperasi sejak 12 Oktober 2017. Sampai tahun 2018, data PUPR menunjukkan jumlah kendaraan per hari golongan I mencapai 2.367 jauh dari target 18.662.

Jika dibandingkan dengan truk yang mewakili golongan II-IV, angkanya kelewat jauh. Jumlah kendaraan truk per hari golongan II misalnya hanya 339 dari target 2.169. Truk kontainer pada golongan IV dan V lebih sedikit lagi, masing-masing hanya sekitar 7 kendaraan per hari dari target masing-masing 683 dan 276.

Tol Kanci-Pejagan yang beroperasi sejak 26 Januari 2010 juga menunjukkan gejala yang sama. Data sampai tahun 2014 menunjukkan jumlah kendaraan per hari golongan I mendominasi di angka 15.800. Sementara itu, truk golongan II, III, IV dan V masing-masing hanya 2.567, 657, 114, dan 113 kendaraan per hari saja.

Jomplangnya angka ini membuat Dandung bertanya-tanya bilamana peruntukan infrastruktur yang dibangun salah, sebab jauh dari peran menghubungkan kawasan produksi-distribusi.

“Kalau biar pulang-pergi udik cepat ya enggak usah lah. Tol dibangun nanti macet juga kayak Brexit dulu. Ini dibangun enggak buat hilir-mudik aja kan?” ucap Dandung.

Melihat masalah ini, Dandung pun menagih visi Presiden Joko Widodo dalam pidatonya 20 Oktober 2019 lalu bahwa infrastruktur berperan menghubungkan kawasan produksi-distribusi. Ia bilang jika hal ini bisa dicapai, sektor manufaktur akan terbantu karena mereka memiliki akses distribusi bahan baku dan hasil produksinya lebih baik.

Baca juga artikel terkait JALAN TOL atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti