Menuju konten utama

Kades di Banjarnegara Ditemukan di Pesantren Usai Hilang 18 Hari

Fauzi menghilang selama lebih dari dua pekan akibat persoalan pribadi dan tak berkaitan dengan siapa pun. 

Kades di Banjarnegara Ditemukan di Pesantren Usai Hilang 18 Hari
Ilustrasi orang hilang. foto/istockhoto

tirto.id - Setelah 18 hari dilaporkan hilang, Kepala Desa Batur terpilih, Ahmad Fauzi kini telah kembali. Ia ditemukan oleh aparat di sebuah pesantren di Salatiga, 133 kilometer dari tempat tinggalnya.

Fauzi akhirnya bertemu dengan keluarganya. Dalam sesi konferensi pers, Fauzi bilang sedang ada masalah pribadi, tapi ia enggan menjelaskannya. Hal ini memicunya untuk menenangkan diri ke pesantren, karena situasi jiwanya diakuinya tengah labil.

“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semuanya, khususnya kepada Bapak Bupati, Bapak Kapolres, kepada warga Batur. Beberapa hari kemarin saya lost contact dengan mereka dan keluarga. Tentunya ini semua memang saya sampaikan, kondisi saya yang agak labil dan tidak ada maksud tujuan apa pun," katanya, Jumat (29/11/2019).

Pelaporan hilang ini menghebohkan, karena Fauzi merupakan kepala desa di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang dikenal aktif perhatian dalam isu kebakaran hutan di desanya, Datara Tinggi Dieng.

Pada saat meninggalkan rumah, kepada istrinya ia pamit bertemu aktivis lingkungan di Semarang, pada Selasa, 12 November 2019. Rupanya, Fauzi tak berada di Semarang, melainkan di sebuah pesantren di Kota Salatiga.

Di jagat maya, kabar hilangnya Fauzi jadi perbincangan warganet selama berhari-hari sejak istrinya melaporkan ke polisi pada Sabtu, 23 November 2019.

Pemilik akun Twitter @anindadewayanti mencuit utas tentang Fauzi sejak hilang beserta kabar terbaru yang diperolehnya.

Dua hari sebelum resmi diumumkan ke publik, ia mencuit pada Rabu, 27 November 2019, bahwa Fauzi telah ditemukan dalam kondisi selamat di tempat yang aman.

Pak Fauzi is found alive and currently in safe place. Thanks for your support and prayers, Tweep,” cuitnya.

Fauzi kini mengaku siap untuk mengemban amanah sebagai aparatur desa dan akan menjalani pelantikan sebagai Kepala Desa Batur pada 11 Desember 2019 mendatang. Ia resmi menang Pilkades pada 31 Juli 2019. Sebelumnya ia adalah Kepala Urusan Perencanaan Desa Batur.

"Mudah-mudahan, saya mohon ketulusan dari rekan-rekan semuanya untuk mendoakan saya, mudah-mudahan sampai dengan 11 Desember tahun ini dilantik oleh beliau Bapak Bupati. Mudah-mudahan, saya selalu bisa memahami, mengerti, melaksanakan arahan-arahan dari Pak Bupati secara pribadi maupun secara kedinasan," ujarnya.

Urine dan Darahnya Diperiksa Polisi

Hilangnya Fauzi juga telah jadi perhatian Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono. Ia meminta polisi untuk memeriksa urine dan darah Fauzi, karena beredar rumor selama ia hilang, telah mengonsumsi obat-obatan.

Ia berdalih permintaan ini sebagai salah satu syarat pelantikan Kades yakni orang yang terpilih harus bebas dari narkoba sebelum dilantik. Namun, ia meyakini rumor ini tak benar, karena Fauzi dikenal sebagai seorang yang relegius.

"Dan saya tegaskan, saya minta kepada pihak Polri untuk mengambil urine dan tes darah. Sebab untuk aturan pelantikan seorang kepala desa, semua harus bebas dari narkoba. Jadi, saya minta tolong kepada polisi untuk melakukan tes urine dan darah agar Fauzi nanti dilantik betul-betul tidak ada permasalahan," imbuh Budhi.

Kapolres Banjarnegara, AKBP Aris Yudha Legawa enggan menyebut pesantren tempat Fauzi tinggal. Timnya juga memperoleh informasi terkait berbagai tempat yang disinggahi di Banjarnegara.

Ia menjelaskan kronologi penemuan Fauzi yakni diawali dari pelaporan. Lalu tim dari satuan reserse kriminal diterjunkan melacak.

Saat hilang, tiba-tiba Fauzi mengunggah informasi terkait dengan kegiatan keagamaan. Namun, dalam ia tak membalas pesan yang dikirimkan melalui akun Facebook. Tim lalu meneruskan penelusuran hingga menemukan lokasinya. Timnya, kata dia, menjemput Fauzi, Jumat (29/11/2019) pagi.

Sebelum sampai ke Salatiga, kata dia, Fauzi, sempat pergi ke beberapa tempat di Banjarnegara. Namun ternyata tidak bisa untuk menenangkan diri, hingga akhirnya mendatangi salah satu pesantren di Salatiga.

“Statusnya sebagai saksi saja atau bisa kita anggap istilahnya beliau bisa sebagai saksi terduga hilang tetapi ternyata tidak hilang," katanya.

Baca juga artikel terkait KADES

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz