tirto.id - Aktivitas Gunung Merapi pada hari ini, Jumat 19 Februari 2021 periode pengamatan pukul 12.00 WIB-18.00 WIB dilaporkan mengalami 33 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-20 mm dan lama gempa 11-85 detik.
Berdasarkan pengamatan visual, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah timur.
Sementara berdasarkan periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, teramati adanya 15 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter dari Gunung Merapi ke arah Barat Daya, demikian menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
BPPTKG juga mengatakan bahwa pagi ini Gunung Merapi terlihat mengeluarkan asap sulfatara berwarna putih, intensitas tebal, dan tinggi kurang lebih 400 meter di atas puncak. Emisi asap sulfatara merupakan kejadian yang biasa terjadi di gunung api aktif. Menurut BPPTKG, asap berwarna putih ini menunjukkan bahwa komposisi gas yang dominan adalah uap air.
Aktivitas Gunung Merapi
Periode pengamatan Jumat (19/2) pukul 12.00-18.00 WIB
Gunung Api Merapi terletak di Kab/Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl.
Pengamatan Visual
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah timur.
Klimatologi
Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah timur. Suhu udara sekitar 19-22°C. Kelembaban 76-90%. Tekanan udara 871-916 mmHg.
Pengamatan Kegempaan
33 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-20 mm dan lama gempa 11-85 detik.
2 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 15-16 mm, dan lama gempa 16-18 detik.
1 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 4 mm, S-P 0.7 detik dan lama gempa 9 detik.
Rekomendasi
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
4. Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
5. Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH