Menuju konten utama

Jusuf Kalla Nilai UMKM Bisa Kurangi Kemiskinan

Dengan berkurangnya angka kemiskinan, maka ketimpangan yang ada di tengah masyarakat Indonesia pun diharapkan bisa semakin teratasi.

Jusuf Kalla Nilai UMKM Bisa Kurangi Kemiskinan
Karyawati menata bungkusan kopi dan berbagai produk hasil olahan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang diresmikan pada peringatan hari UMKM Nasional di Banda Aceh, Aceh, Jumat (31/3). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra.

tirto.id - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyatakan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurangi kemiskinan. Dengan berkurangnya angka kemiskinan, maka ketimpangan yang ada di tengah masyarakat Indonesia pun diharapkan bisa semakin teratasi.

Kalau (pertumbuhan ekonomi) tumbuh hanya karena kelapa sawit, atau batu bara, maka (tingkat pengentasan ketimpangan sosial) tidak akan bergerak. Tapi kalau UMKM yang bertumbuh, itu akan mengurangi kemiskinan,” kata Jusuf Kalla seusai menghadiri acara penutupan Kongres Ekonomi Umat 2017 di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (24/4/2017).

Jusuf Kalla pun mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,02 persen di 2016 memang tidak sepenuhnya berperan dalam mengurangi tingkat ketimpangan sosial. “Oleh karena itu dibutuhkan pemerataan. Jadi pertumbuhan ekonominya tetap boleh lebih dari 5 persen, tapi jangan hanya industri tertentu saja yang naik,” ucap Jusuf Kalla.

Dalam pidatonya saat menutup acara, Jusuf Kalla memang sempat menyinggung soal isu ketimpangan ini. Ia sendiri berpesan agar pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi dapat memperoleh perhatian serius dari berbagai pihak.

“Banyak kekhawatiran perihal terjadinya ketidakseimbangan dalam masalah-masalah besar. Keseimbangan bukan dalam bidang birokrasi, politik, atau masalah-masalah lain. Ketimpangan ada di di bidang pelaku-pelaku ekonomi. Perekonomian tumbuh, tapi tidak seimbang. Ada ketimpangan,” ujar Jusuf Kalla.

Meski begitu, Jusuf Kalla menambahkan upaya memberantas kemiskinan tidak hanya berlangsung di Indonesia, melainkan di sejumlah negara lain. “Di Arab, itu yang menyebabkan terjadinya Arab Spring. Apalagi jika diimbangi pemerintah yang tidak adil. Akan menimbulkan masalah dan kehancuran,” tutur Jusuf Kalla.

“Diharapkan seluruh bangsa ini dapat berbuat yang baik. Sehingga nanti dapat dilihat bagaimana perekonomian tumbuh dan dinikmati bersama-sama,” tambahnya.

Masih di tempat yang sama, Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Azrul Tanjung mengungkapkan UMKM di Indonesia sendiri masih kerap menghadapi berbagai persoalan. “Harusnya UMKM dapat menyumbangkan kontribusinya terhadap pertumbuhan nasional paling besar. Tapi kondisi UMKM kerap dipinggirkan,” kata Azrul dalam pidatonya.

Selain itu, dari segi kemitraan usaha yang terjalin antara UMKM dengan perusahaan besar juga dinilai tidak saling menguntungkan. “Kemitraan selama ini malah menjadi ketergantungan antara UMKM dengan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya konsep-konsep baru untuk bersinergi,” ucap Azrul lagi.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sempat mengungkapkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia memang belum mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.

"Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan. Tapi, desain dari pertumbuhan ekonomi itulah yang akan menentukan kualitas dari manfaat pertumbuhan tersebut terhadap seluruh rakyat," kata Sri di Peluncuran Laporan Ketimpangan "Menuju Indonesia yang Lebih Setara" oleh Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) pada 23 Februari 2017 lalu

Baca juga artikel terkait KEMISKINAN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Akhmad Muawal Hasan