tirto.id - Juru Bicara DPP Front Pembela Islam (FPI), Slamet Maarif, meminta aparat kepolisian dan pemerintah tidak menghalangi kepulangan Muhammad Rizieq Shihab serta tidak menahannya terkait kasus pidana pornografi dan penghinaan lambang negara.
"Jangan coba-coba pemerintah menghalangi kepulangan beliau atau mengambil langkah-langkah paksa untuk menangkap beliau," tegas Slamet di kantor Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Senen, Jakarta.
Slamet akan terus mengusahakan jalan damai agar Rizieq tidak ditangkap. Namun, jika tidak dituruti, maka Panitia Penyambutan Imam Besar 212 akan melakukan upaya apapun untuk membebaskan Rizieq.
"Kalau pemerintah mengambil paksa [menahan], kita juga mengajak umat Islam untuk mengambil beliau dengan paksa," katanya lagi hari Selasa (20/2/2018).
Menurut Slamet, umat Islam yang siap menyambut Rizieq sudah berangkat dari beberapa provinsi menggunakan bis dan berkumpul di masjid Baitul Amal, Cengkareng. Bagi mereka yang sudah di bandara, Slamet mengimbau untuk tidak berpindah.
Ia menambahkan, dari komunikasi jam 10 pagi tadi, Rizieq tetap akan berangkat dengan Saudi Airlines dan tiba pukul 09.00 WIB di Bandara Soekarno-Hatta.
Bila masjid tidak mencukupi, Slamet berharap masyarakat bisa menginap di masjid lain sekitar bandara. Ia mengklaim hotel di sekeliling bandara sudah penuh.
"Tidak kebagian kamar dan sudah dipenuhi oleh mereka [orang yang ingin menyambut Rizieq] yang berada di sekitar bandara," katanya.
Padahal menurut penelusuran Tirto melalui situs pemesanan hotel, jumlah kamar di tempat penginapan sekitar bandara masih banyak yang belum terisi.
Anggota sekaligus koordinator lapangan PPIB 212 Eki Pitung, mengatakan ia akan menjaga agar Rizieq tidak ditangkap pihak kepolisian. Namun sampai hari ini, ia menegaskan tidak ada omongan kompromi dengan kepolisian.
"Tapi kami ingin menyambut, kami ingin menjemput. Tidak ada kata untuk mundur buat kami," katanya di lokasi yang sama.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo