Menuju konten utama

JPPI Tak Setuju Pendidikan Bencana Jadi Pelajaran Sendiri

"Ketika dia terintegrasi dalam kurikulum sebagaimana Kurtilas, dia bisa masuk kemana aja," ujarnya kepada Tirto, Kamis (27/12/2018).

JPPI Tak Setuju Pendidikan Bencana Jadi Pelajaran Sendiri
Sejumlah pelajar korban gempa dan tsunami mengikuti ujian semester di ruang kelas darurat di Sekolah Dasar (SD) Karya Thayyibah Mamboro di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (3/12/2018). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/aww.

tirto.id - Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji tak setuju jika pendidikan bencana menjadi pelajaran tersendiri. Ia lebih setuju jika pendidikan bencana diintegrasikan ke dalam kurikulum mata pelajaran lainnya.

"Ketika dia terintegrasi dalam kurikulum sebagaimana [Kurtilas], dia bisa masuk kemana aja," ujarnya kepada Tirto, Kamis (27/12/2018).

Kata Ubaid, misalnya tentang mata pelajaran Geografi, siswa akan diajarkan mengenai pelajaran tentang bumi. Kemudian potensi-potensi alam yang akan terjadi, seperti gempa bumi maupun tsunami.

"Segala macem bisa masuk lagi di situ, jadi gempa tidak hanya dalam satu pelajaran, tapi dia akan ketemu dimana-mana. Jadi siswa juga bisa menginternalisasi, bisa memahami dan bagaimana bencana itu terjadi," tuturnya.

Selain itu, jika pendidikan bencana menjadi mata pelajaran tersendiri, Ubaid menilai hal tersebut akan menyulitkan siswa. Hal tersebut dikarenakan saat ini siswa telah mendapatkan banyak pelajaran yang diterima di Sekolah.

"Jika dimasukkan ke dalam mata pelajaran akan menjadi kompleks dan memberatkan siswa," tukasnya.

Baca juga artikel terkait BENCANA ALAM atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari