tirto.id - Masa depan Jorge Lorenzo bersama Repsol Honda, mulai dispekulasikan menyusul hasil buruk yang dicatatkan pembalap berkebangsaan Spanyol itu dalam 4 seri pembuka. X-Fuera hanya berhasil mengumpulkan 11 poin, kalah jauh dengan rekan setimnya, Marc Marquez.
Repsol Honda disebut-sebut akan menghentikan kerjasamanaya dengan Jorge Lorenzo, di akhir musim jika sang pembalap gagal menunjukkan performa yang lebih baik. Namun, hal tersebut langsung dibantah oleh pembalap berusia 32 tahu itu.
"Kesabaran yang dimiliki tim tidak didasarkan kepada saya, dan saya tidak bisa mengubah hal itu. Yang saya tahu adalah saya memiliki kontrak dua tahun. Penting bagi kami untuk memahami bahwa ini akan menjadi proses yang panjang,” kata Jorge Lorenzo, dikutip Crash.
Selain itu, juara dunia MotoGP 3 kali itu mengakui bahwa motor Honda yang ia tunggangi saat ini bukan motor yang cocok dengan gaya balapannya. Masalah yang sama juga ia temui di masa-masa awal pindah dari Ducati ke Yamaha, yang akhirnya berhasil ia pecahkan di tahun ke-2 bersama Ducati.
“Honda tidak akan menjadi motor yang alami dengan gaya balapan saya. Tapi, hal yang sama juga berlaku pada Ducati [musim sebelumnya], itu bukan motor yang natural untuk saya. Jadi saya perlu lebih banyak waktu untuk beradaptasi,” tandas pembalap berkebangsaan Spanyol tersebut.
Sementara itu, pembalap tim satelit Honda, LCR Honda, Cal Crutchlow, juga mengeluhkan karakteristik Honda RC213V 2019, jauh berbeda dengan RC213V 2018. Hal itu pun disebut Crutchlow turut mempengaruhi performanya. Sang pembalap Inggris menyebut dirinya bisa lebih baik jika menggunakan sasis 2018.
"Masalah saya adalah bahwa motor itu sama sekali tidak seperti motor tahun lalu. Saya pikir jika membalap dengan sasis dari tahun lalu, akan jauh lebih baik,” kata Crutchlow, usai balapan di Jerez.
"Semua orang akan mengatakan 'Marc menang di atasnya [dengan RC213V 2019]', tetapi Anda harus menerima bahwa dia adalah pembalap yang berbeda. Mungkin jika dia melompati motor 2018 dia tidak akan secepat dia di 2019," tandas pembalap berkebangsaan Inggris tersebut.
Editor: Fitra Firdaus