Menuju konten utama

Jokowi Minta Tidak Campuradukkan Politik dan Agama

Jokowi meminta tidak mencampuradukkan antara politik dan agama. Dengan begitu, ia berharap tidak terjadi lagi pertikaian dan gesekan antara suku, apalagi antara agama.

Jokowi Minta Tidak Campuradukkan Politik dan Agama
Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi (kiri) dan Dewan AMAN Nasional Hein Namotemo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/3). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta persoalan politik dan agama dipisahkan agar tidak terjadi gesekan antarumat di Indonesia. Pernyataan ini dikemukakan Presiden Jokowi saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

"Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena Pilkada. Benar nggak. Karena pilgub, pilihan bupati, pilihan walikota. Inilah yang harus kita hindarkan," kata Presiden Jokowi, Jumat (24/3/2017).

Untuk itu, Jokowi meminta tidak mencampuradukkan antara politik dan agama, "Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," kata Jokowi menjelaskan, sebagaimana dilansir dari Antara.

Jokowi berpesan agar tidak terjadi lagi pertikaian dan gesekan antara suku, apalagi antara agama karena Indonesia memiliki banyak agama, banyak suku, dan bahasa lokal yang mencapai 1.100 bahasa.

"Saya hanya ingin titip ini mumpung pas di Sumatera Utara, ingin mengingatkan semuanya bahwa bangsa kita terdiri dari bermacam-macam suku dan agama, bermacam-macam ras," ungkapnya.

Jokowi menyebut terdapat 714 suku, berbeda dengan negara lain yang paling hanya satu, dua, atau tiga suku saja.

"Suku yang saya ingat, suku Gayo, suku Batak, Suku Sasak, suku Minang, Suku Dayak, suku Jawa, Suku Sunda, Suku Betawi, yang paling ujung timur suku Asmat, suku bugis, dan yang lain-lainnya," kata Jokowi .

Karenanya, Jokowi meminta para pemuka agama untuk mengingatkan para umatnya tentang keragaman ini harus dirawat agar tidak menimbulkan perpecahan.

"Para ulama agar disebarkan, diingatkan, dipahamkan pada kita semua, bahwa kita ini memang beragam, anugerah yang diberikan Allah bahwa kita beragam," katanya.

Presiden Jokowi mengatakan jika perbedaan bisa dirawat, bisa dipersatukan akan dapat menjadi kekuatan besar.

"Ini ada sebuah kekuatan besar, sebuah potensi besar, tetapi kalau kita tidak bisa menjaga dan merawat ada gesekan, ada pertikaian, itulah yang harusnya yang awal-awalnya kita ingatkan," harapnya.

Baca juga artikel terkait PRESIDEN JOKOWI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari