tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui hampir selama enam hingga delapan bulan terakhir ini energi dan pikiran, anggaran negara habis untuk hal-hal yang tidak perlu. Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam Kajian Ramadan yang digelar Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim.
"Selama kurun waktu itu, kita banyak saling mencela, saling menghujatan berdemonstrasi, sehingga energi kita habis untuk itu," kata Jokowi di gedung Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (3/6/2017).
Untuk itu, Jokowi mengajak seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk kembali pada jati diri bangsa yang besar, kekuatan negara yang besar, etos kerja dan etika kesopanan yang tinggi.
"Sekarang kita harus berbenah dan kembali pada jati diri kita sebagai bangsa dan negara yang besar, beretos kerja yang tinggi, etika bermasyarakat yang tinggi, kesopanan, dan berbudi pekerti yang baik," kata dia.
Jokowi meyakini bahwa semua kebaikan itu ada di Muhammadiyah. "Oleh karena itu, saya minta seluruh jajaran Muhammadiyah mengajak masyarakat di lingkungan sekitarnya untuk kembali ke etika berbangsa dan bernegara, bermasyarakat yang baik, sehingga kita bisa kembali konsentrasi lagi pada halal yang positif demi bangsa tercina kita ini," ujarnya.
Jokowi menceritakan, pada tahun 1977, negara lain berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk melihat tol Jagorawi sepanjang 60 kilometer dan sekarang panjang jalan tol di Indonesia menjadi 700 kilometer.
Sementara Cina, yang dulu melihat dan belajar ke Indonesia, kata Jokowi, sekarang justru menyalip dan memiliki jalan tol yang panjangnya rarusan ribu kilometer.
Selain itu, Jokowi juga mengatakan bahwa perbandingan income per kapita juga jauh melesat, bahkan Indonesia juga kalah dengan Malaysia yang dulu berguru kepada Indonesia, sekarang income per kapitanya bisa tiga kali lipat dari Indonesia. "Apa yang salah pada diri kita. Ini yang harus dicari jawabnya dan kita tuntaskan," kata Jokowi.
Saat ini, kata Jokowi, ada tiga hal penting yang harus diselesaikan. Pertama semangat keagamaan, kedua, masalah pendidikan untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) dan ketiga, adalah nilai-nilai persaudaraan yang dimaknai sebagai semangat ukhuwah.
"Ketiga hal penting ini harus diselesaikan demi kembalinya jati diri kita sebagai bangsa dan negara yang besar," ucap Jokowi.