tirto.id -
Hal ini disampaikan Jokowi pada hari Jumat (10/8/2018) di Gedung Joang 45. Ia mengaku, Ma'ruf adalah sosok yang tepat karena rekam jejaknya sebagai anggota DPR, MPR, maupun Ketua MUI dan Rais Aam PBNU.
"Saya yakin Kiai Haji Ma'ruf Amin adalah figur tepat untuk mendampingi saya, melanjutkan dan menempuh jalan perubahan itu. Beliau adalah sosok yang utuh, ulama yang bijaksana, ulama yang dihormati seluruh umat Islam di tanah air," ucapnya.
Meski sempat berselisih paham dengan Ahok, Jokowi tetap percaya Ma'ruf adalah sosok yang memiliki pandangan yang sama dengan dirinya dalam bidang ekonomi. Nantinya, Ma'ruf akan bekerja sama dengan Jokowi untuk mengatasi masalah kemiskinan.
"Beliau memiliki pandangan yang sama dengan kita bahwa sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar kita harus mengatasi masalah kesenjangan dan kemiskinan dengan memperkuat ekonomi umat di seluruh tanah air," ujarnya.
Joko Widodo resmi menunjuk Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden yang bakal mendampinginya pada pilpres tahun depan. Ketika mengumumkan itu Jokowi diapit Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh, di hadapan puluhan wartawan.
Jokowi juga menyebut sosok Ma'ruf Amin sebagai tokoh agama yang bijaksana.
"Prof Kiai Haji Ma'ruf Amin adalah sosok tokoh agama yang bijaksana, beliau duduk di legislatif sebagai anggota DPRD, DPR RI, MPR RI, Wantimpres, Rais Aam PBNU, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia, dalam kaitannya dengan kebhinekaan, Prof Dr Kyai Haji Ma'ruf Amin juga menjabat Dewan Pengarah Badan Pengembangan Ideologi Pancasila," kata Jokowi di Restoran Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018) petang.
Oleh sebab itu, sosok Ma'ruf Amin dinilai bisa melengkapi Jokowi di Pilpres 2019.
"Menurut saya kami saling melengkapi, nasionalis-religius," ujar Jokowi.
Alasan lain disampaikan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy. Ia mengatakan Ma'ruf Amin dipilih sebagai calon wakil presiden oleh Jokowi salah satunya karena pertimbangan elektabilitas.
"Kami memutuskan ini setelah mendengarkan 2.500 opinion leaders yang ada di tingkat pusat dan daerah yang terus kita dengar secara seksama," kata Romahurmuziy seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, pertimbangan pemilihan Ma'ruf sebagai cawapres pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019 juga mengacu kepada penerimaan sejumlah pihak yang beranekaragam.
Romy menjelaskan hal itu juga dilakukan demi kenyamanan kontestasi pada Pilpres 2019 untuk menghindari nuansa kebencian yang didasarkan kepada unsur SARA.
"Secara politik, beliau juga mewarnai seluruh spektrum politik yang ada di koalisi karena tentu spektrum politik itu juga ada spektrum politik nasionalis, ada spektrum politik religius di mana Kiai Ma'ruf Amin merupakan titik temu itu," ujar Romy.
Keputusan memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres oleh Jokowi juga telah mendapat persetujuan 9 partai politik pendukungnya di Pilpres 2019.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yulaika Ramadhani