Menuju konten utama

Jokowi Lanjutkan Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak era SBY

Presiden Jokowi mengizinkan proyek pembangkit listrik di era pemerintahan SBY dilanjutkan lagi. Tapi ia mewanti-wanti jangan "dimain-mainin" lagi.

Jokowi Lanjutkan Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak era SBY
Direktur Utama PT Rekadaya Electra, Harjono (kanan) didampingi Direktur Operasi Agus Bagyo melihat pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Rum yang sudah beroperasi dan langsung diserahkan kepada PLN di Kecamatan Tidore Utara, Maluku Utara, Senin (5/9/2016). Pembangunan PLTU Rum tersebut sebagai bagian dari program Ketahanan Energi dan Pasokan Energi Nasional, juga Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 MW. ANTARA FOTO/HO/Yoseph.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengizinkan pembangunan 34 pembangkit listrik yang sempat mangkrak di zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilanjutkan lagi. Pembangkit-pembangkit mangkrak ini adalah bagian dari Fast Tracking Project pada kurun waktu 2007-2011.

“Lampau hijau” itu diberikan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Mobile Power Plant (PLTG MPP) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (18/3/2017) siang.

Kendati memberikan izin, Presiden Jokowi mewanti-wanti proses hukum terhadap proyek-proyek tersebut harus sudah beres sebelum dilanjutkan lagi.

“Yang berkaitan dengan 34 pembangkit listrik kita yang mangkrak. Saya titip, Ini titip, yang bisa ini diteruskan silakan diteruskan, tetapi dengan catatan-catatan sisi hukumnya harus sudah beres. Yang kedua dibangun betul sesuai dengan kualitas yang kita inginkan,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip setkab.go.id.

Presiden Jokowi tidak mau bila kapasitas pembangkit listrik hanya 30% atau 40% alias tidak sesuai ketentuan. “Jadi jangan main-main dengan hal-hal yang berkaitan dengan teknis, detil. Pasti saya akan lihat karena menyangkut uang yang triliunan,” tegas Presiden.

Bila izin sudah diberikan dan proyek dilanjutkan, Presiden Jokowi mewanti-wanti untuk tidak 'dimainin' lagi. “Nanti kena dua masalah hukum nanti. Saya tegas mengenai hal-hal seperti ini,” kata Presiden mengingatkan.

Karena itu, Presiden berharap, kalau memang masalah hukum selesai, bisa dilanjutkan ya lanjutkan, tetapi harus betul-betul bermanfaat bagi masyarakat. “Karena yang ini kita buat pabrik listrik. Buat pabrik listrik yang uangnya dari kita, dari PLN, jadi kalau di 'main-mainin', awas!” pesan Presiden Jokowi.

Pesan presiden pada Sabtu ini untuk menegaskan pernyataan sebelumnya pada saat rapat terbatas tentang Perkembangan Pembangunan Proyek Listrik 35.000 MW, di Kantor Presiden, Jakarta, pada Selasa 1 November 2016 lalu.

Saat itu Presiden Jokowi mengancam akan membawa masalah mangkraknya 34 proyek pembangkit listrik ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Kalau memang ini tidak bisa diteruskan, ya sudah, berarti saya bawa ke KPK, karena ini menyangkut uang yang bukan kecil, gede sekali, 34 proyek pembangkit listrik,” tegas Presiden Jokowi saat itu.

Dalam pengamatan Presiden Jokowi yang melihat langsung proyek tersebut di lapangan, satu dua proyek kelihatannya tidak bisa diteruskan karena memang sudah hancur, sudah karatan semuanya. Karena itu, Presiden meminta ada kepastian. Apalagi mangkraknya ke-34 proyek pembangkit tenaga listrik itu sudah berlangsung selama 7 hingga 8 tahun.

“Karena dana yang dikeluarkan juga sangat besar sekali. Tolong nanti diberitahukan ke saya, totalnya berapa, karena ini sudah menyangkut angka triliunan, dan ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Jokowi proyek pembangkit listrik 35.000 MW masih jauh dari target yang direncanakan pemerintah, realisasi commercial operational date (COD) baru mencapai 36 persen dari target kumulatif pada 2016. Sedangkan realisasi pembangkit COD Program TP1/TP2 reguler yang merupakan bagian dari program 7.000 MW mencapai 83 persen dari target kumulatif sampai 2016 atau 53 persen dari target keseluruhan.

Daftar 34 Proyek Listrik Mangkrak yang dimaksud Presiden Jokowi antara lain:

Proyek-proyek yang dilanjutkan oleh kontraktor lama:

Sumatera

PLTU Tembilahan (EPC) 2 x 7 MW

Kalimantan

PLTU Malinau 2 x 3 MW

PLTU Parit Baru 2 x 50 MW

PLTU Bengkayang 2 x 27,5 MW

PLTU Tanjung Redep 2 x 7 MW

PLTU Tanjung Selor 2 x 7 MW

Sulawesi dan Nusa Tenggara

PLTU Jempana 2 x 9 MW

PLTU Buleleng 2 x 0,6 MW

PLTU Kendari Ekspansi 1 x 10 MW

PLTU Lapal 2 2 x 3 MW

PLTU Talaud 2 x 3 MW

PLTU Alor 2 x 3 MW

PLTU Rote Ndao 2 x 3 MW

PLTU Sumbawa Barat 2 x 7 MW

Maluku dan Papua

PLTU Sofifi 2 x 3 MW

PLTU Timika 2 x 15 MW

PLTU Ambon 4 x 7 MW

Proyek-proyek yang diterminasi untuk dilanjutkan oleh PLN:

Kalimantan

PLTU Sampit 2 x 25 MW

PLTU Kotabaru 2 x 7 MW

Sulawesi dan Nusa Tenggara

PLTU Gorontalo 2 x 25 MW

PLTU NTB Bima 2 x 10 MW

PLTU Atambua 4 x 6 MW

Maluku dan Papua

PLTM Kalibumi 2 x 1,3 MW

Proyek-proyek yang diterminasi:

Sumatera

PLTU Kuala Tungkal 2 x 7 MW

PLTU Bengkulu 2 x 10 MW

PLTU Ipuh Seblat 2 x 3 MW

PLTU Tembilahan (IPP) 2 x 5,5 MW

Kalimantan

PLTU Buntok 2 x 7 MW

PlTU Kuala Pambuang 2 x 3 MW

PLTU Tarakan 2 x 7 MW

Sulawesi dan Nusa Tenggara

PLTU Bau Bau 2 x 7 MW

PLTU Raha 2 x 3 MW

PLTU Wangi Wangi 2 x 3 MW

Maluku dan Papua

PLTU Jayapura 2 x 15 MW

Baca juga artikel terkait LISTRIK atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH