Menuju konten utama

Jokowi: Industri Furnitur RI Kalah Saing akibat Enggan Bermitra

Jokowi menilai Indonesia punya keunggulan di industri mebel dan furnitur tetapi kalah saing dengan negara lain karena enggan bermitra.

Jokowi: Industri Furnitur RI Kalah Saing akibat Enggan Bermitra
Presiden Joko Widodo berpidato saat pembukaan ASEAN Business Investment Summit (ABIS) 2023 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Akbar Nugroho Gumay/foc.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai industri furnitur Indonesia memiliki potensi besar untuk besar di dunia. Namun, semua potensi itu kalah dengan negara lain karena pengusaha furnitur enggan bermitra.

Indonesia hanya meraup 2,8 miliar dolar AS dari total potensi pasar 766 miliar dolar AS. Ia juga melihat Indonesia kini berada di peringkat 17, lebih rendah dari Vietnam (peringkat 2) dan Malaysia (peringkat 12). Situasi ini berbeda jauh pada tahun 1990-an di mana industri mebel Indonesia bisa pameran di luar negeri dan menguasai pasar.

"Sekarang kok bisa nomor 17? Ada sesuatu yang memang harus kita benerkan. Menurut saya, karena kita tidak mau berpartner, menurut saya. Negara lain saling berpartner," kata Jokowi, dalam acara Indonesian Furniture Industry And Handicraft Association (IFFINA) Tahun 2023, di ICE BSD, Tangerang, Kamis (14/9/2023).

Jokowi menilai Indonesia punya keunggulan di industri mebel dan furnitur karena unggul dari sisi bahan baku, sumber daya manusia dan kekayaan seni budaya. Ia yakin hal-hal tersebut bisa membuat industri mebel Indonesia unggulan.

Presiden Jokowi mengamini pernyataan Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Dedy Rochimat bahwa industri mebel harus terbuka. Ia menilai, perusahaan mebel lokal harus mau berpartner dengan pengusaha asing seperti Amerika, Eropa maupun Cina.

"Kita harus terbuka. Jangan dimiliki sendiri lah perusahaan itu. Terbuka dan mau berpartner," Kata Jokowi.

Kedua, penerintah mendorong pengusaha lokal untuk masuk di pasar dalam negeri. Ia tidak ingin pasar dalam negeri dikuasai produk mebel. Ia mengingatkan total belanja di APBN, APBD hingga BUMn belanja hingga Rp1. 236 triliun. Belanja mebel mencapai 1,1 persen atau sekitar Rp11 triliun dan mayoritas dikuasai mebel impor.

Oleh karena itu, Jokowi mendorong semua mebel masuk e-katalog agar lebih mudah dibeli pasar dalam negeri.

"Artinya memang bolanya dari bapak ibu semuanya. Mau membuka diri untuk berpartner dan mau mengambil pasar di dalam negeri 100 persen mestinya diambil oleh Asmindo mestinya," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI FURNITUR atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Bisnis
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri