tirto.id - Presiden Joko Widodo mengecam keras keputusan Amerika Serikat yang memindahkan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) di Israel dari kota Tel Aviv ke Yerusalem. Jokowi juga mendesak agar negara lain tidak mengikuti langkah AS itu.
Hal itu ditegaskan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Pertemuan Trilateral Ulama Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5/2018) seperti dilansir laman setkab.
“Keputusan pemindahan ini melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)” kata Jokowi.
Untuk itu, Presiden Jokowi mendesak Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB untuk membahas isu tersebut dan mengambil langkah selanjutnya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta negara lain untuk tidak mengikuti pemindahan kedutaan besarnya ke Yerusalem. Ia menilai, pemindahan ini juga mengganggu proses perdamaian dan bahkan mengancam perdamaian itu sendiri.
“Kita bersama rakyat Indonesia akan terus berjuang bersama rakyat Palestina,” kata Jokowi seraya menambahkan “Palestina akan selalu ada dalam setiap helaan nafas diplomasi Indonesia.”
Pembukaan Pertemuan Trilateral Ulama Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Majelis Ulama Indonesia (KH) Ma’ruf Amin, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Aksi Bela Palestina
Hari ini, Jumat (11/5/2018) ratusan orang juga berkumpul di silang Monas, Jakarta Pusat dalam demonstrasi yang dinamai Aksi 115 Bela Palestina. Massa melakukan protes atas rencana Donald Trump memindahkan kantor kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem yang merupakan kota dari negara Palestina.
Menurut Ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis, Bachtiar Nasir, para peserta yang hadir sebagai bentuk kecaman masyarakat Indonesia kepada Presiden Donald Trump atas rencananya tersebut.
“Hari ini kami rakyat Indonesia menutut Donald Trump dan sekutunya untuk mematuhi peraturan PBB dan tidak membangun kantor kedutaan di sana [Yerusalem]. Aksi ini kami lakukan sesuai yang tertera di pembukaan UUD 1945, dimana penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” kata Bachtiar Nasir di Monas, Jumat (11/5/2018).
Dari aksi ini, Bacthiar pun berharap agar AS membatalkan rencana tersebut karena secara teritorial Yerusalem adalah tanah dari negara Palestina. "Kami menuntut kepada pemerintah Amerika Serikat untuk membatalkan rencana pemindahan kantor kedutaannya ke Yerusalem," katanya menambahkan.
Aksi ini sendiri dimulai pada pukul 04.30 WIB dengan melakukan salat subuh berjamaah di Monas dan Masjid Istiqlal. Rencananya peserta aksi juga akan menggelar salat Jumat berjamaah sebelum mengakhiri aksi tersebut.
Adanya Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis hari ini juga membuat area Kedutaan Besar AS dijaga ketat. Sebanyak 300 orang anggota TNI diperbantukan ke Polda untuk menjaga kawasan tersebut.
Kedubes AS di Indonesia juga hanya berjarak beberapa kilometer dari lokasi aksi. Penjagaan ini dianggap wajar menilik ramainya peserta aksi yang menuntut pemerintah AS agar memindahkan kembali kantor kedutaan besar di Yerusalem.
Editor: Abdul Aziz