tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sore ini menjadi inspektur upacara pemakaman dari Istri Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata hari ini, Minggu (2/6/2019).
Pada awal pidato, Jokowi mengisahkan sosok Ani Yudhoyono yang aktif dan inspiratif. Jokowi menyebut, sosok Ani merupakan Ibu Negara periode 2004-2014 yang sudah patut dihormati.
"Sepanjang hayatnya mendedikasikan hidupnya kepada nilai-nilai kemanusiaan, almarhumah aktif dalam memberantas buta huruf, mengembangkan kerajinan nasional, memberdayakan dan menyejahterakan keluarga, terutama kaum perempuan dan anak-anak," kata Jokowi.
Jokowi mengutip puisi Susilo Bambang Yudhoyono yang ditulis istrinya, Ani Yudhoyono untuk menutup pidatonya.
"Flamboyan telah pergi namun akan tetap hidup di hati kita semuanya, rakyat Indonesia yang mencintainya," kata Jokowi.
Jokowi menggunakan kata flamboyan karena SBY pernah menuliskan puisi bunga flamboyan yang menggambarkan sosok Ani Yudhoyono.
Seperti diketahui, SBY pernah menuliskan, puisi flamboyan. Puisi tersebut merupakan salah satu puisi yang ditulis dalam surat yang dikirimkan ke Ani ketika masa berpacaran pada 1975.
Pidato itu sontak membuat SBY haru dan menghapus air mata lagi dengan handuk kecil berwarna putih yang selalu dibawa di saku jasnya.
"Akhirnya dengan memohon rida Allah SWT, marilah kita lepas kepergian Ibu Hajah Kristiani Herawati menghadap Allah SWT dengan tenang dengan diiringi doa, semoga Allah SWT berkenan menerima amal ibadah almarhumah dan mengampuni segala khilaf dan salah," kata dia
Berikut puisi Flamboyan yang diberikan SBY pada Ani Yudhoyono:
Kembang merah di ujung kota
Menunggu sapa angin utara atau langkah kuda penarik kereta
Membawa berita dan simfoni cinta
Flamboyan, kaulah yang dirindukan
Hingga puncak almamater para ksatria
Jika bungamu jatuh berguguran dalam semerbak wangi sinar pesona
Kau ucapkan selamat datang pada pengembara berpedati tua yang tak henti berucap bahagia
Karena perjalanan panjangnya tidak sia-sia
berakhir di batas kota...
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali